Menuju konten utama

Strategi Anies-Sandi Manfaatkan Media Sosial untuk Kampanye

Sandi menargetkan minimal tujuh persen pemilih pemula di Pilkada DKI Jakarta.

Strategi Anies-Sandi Manfaatkan Media Sosial untuk Kampanye
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno (tengah) menyapa pendukungnya saat Rapat Umum Kampanye Akbar di Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (5/2). Kampanye akbar yang dihadiri ribuan pendukung pasangan calon nomor urut tiga tersebut merupakan gelaran kampanye terakhir Pilgub DKI 2017. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/kye/17

tirto.id - Media sosial telah menjadi media kampanye pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Tak terkecuali paslon nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Bagi Sandi, media sosial efektif untuk membidik pemilih pemula.

Sandi bilang strategi kampanye di media sosial berbeda dengan kampanye biasa. Di media sosial kampanye tidak mesti banyak memuat konten politik. Hal ini lantaran anak muda pengguna media sosial tidak terlalu aktif berpolitik. "Karena mereka rata-rata kadang tidak terlalu aktif berpolitik dan melihat politik suatu yang abstrak. Kami ingin tingkatkan gairah mereka. Masa depan mereka tergantung pilihan mereka," kata Sandi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (07/02/2017).

Menurut Sandi jumlah pemilih pemula Pilkada DKI Jakarta berkisar antara 10 persen sampai 15 persen dari total pemilih atau sekira 500 ribu penduduk. Dari jumlah tersebut dia menargetkan setidaknya bisa meraup 7 persen. "Nah kalau untuk target pemilih pemula kan total ada 10-15 persen, kalau kami bisa dapat 7 persen saja alhamdulillah," ujar Sandiaga.

Dari sejumlah media sosial yang ada, pasangan Anies-Sandi akan banyak memanfaatkan Facebook. Hal ini karena menurut Sandi, generasi milenial pemilih pemula banyak yang menggunakan Facebook. Sedangkan Twitter menurutnya tidak terlalu berdampak signifikan terhadap perolehan suara.

"Survei internal kami pemilih pemula lebih suka main Facebook dibandingkan Twitter. Bahkan masih banyak juga yang suka nonton tv. Jadi kalau ada hashtag provokatif buatan buzzer nggak akan begitu pengaruh," kata Sandi

Sandi berharap upayanya berkampanye melalui media sosial mendorong generasi muda untuk berpatisipasi dalam pilkada. Ibarat gerbong kereta, katanya, generasi muda jangan sampai ketinggalan kereta perubahan. "Jadi kami harus pastikan mereka ada dalam kereta. Kami bawa Indonesia dan Jakarta menuju kejayaan dan ini peran anak muda signifikan," kata Sandi.

Di sisi lain, Ketua KPU DKI Jakarta Soemarno mengaku memanfaatkan situs komunitas kaskus sebagai media sosialisasi pemilu. Selain itu, KPU DKI Jakarta juga menggelar kegiatan kemah pemilu beberapa bulan lebih dulu.

"Kami enggak bedain pemilih pemula atau bagaimana, tapi semua harus. Pokoknya semua pemilih difasilitasi untuk menggunakan hak pilihinya. Kami sudah adakan sosialisasi dalam bentuk election camp beberapa bulan lalu. Kemah pemilu untuk para pemilih pemula," kata Sumarno kepada Tirto.

Pemungutan suara pilkada serentak, termasuk di DKI Jakarta akan berlangsung pada 15 Februari 2017 nanti. Pilkada DKI Jakarta akan diikuti tiga paslon: Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dengan nomor urut satu, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dengan nomor urut dua, dan Anies Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno dengan nomor urut tiga.

Baca juga artikel terkait ANIES-SANDIAGA atau tulisan lainnya dari Tresna Yulianti

tirto.id - Politik
Reporter: Tresna Yulianti
Penulis: Tresna Yulianti
Editor: Jay Akbar