Menuju konten utama

Sri Mulyani: Potensi Ekonomi Rp1.356 Triliun Hilang karena COVID-19

Nilai ekonomi yang hilang itu dihitung dari estimasi hilangnya kesempatan Indonesia mencapai target pertumbuhan 5,3 persen pada 2020.

Sri Mulyani: Potensi Ekonomi Rp1.356 Triliun Hilang karena COVID-19
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia telah mengalami kerugian cukup hebat karena dampak pandemi COVID-19 pada perekonomian. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memperkirakan ada ribuan triliunan rupiah nilai ekonomi yang hilang akibat Indonesia gagal mencapai target pertumbuhan 5,3 persen pada 2020.

“Maka nilai ekonomi yang hilang akibat COVID-19 diestimasi adalah sekitar Rp1.356 triliun atau 8,8 persen PDB 2020,” ucap Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021 secara virtual, Kamis (29/4/2021).

Nilai ekonomi yang hilang itu, kata Sri Mulyani, dihitung dari estimasi hilangnya kesempatan Indonesia mencapai target pertumbuhan 5,3 persen pada 2020. Tepatnya pertumbuhan ekonomi yang akhirnya hanya terealisasi kontraksi 2,1 persen PDB.

Sri Mulyani menjelaskan pada periode 2020 lalu, pemerintah sudah berupaya sekuat-kuatnya untuk merespons dampak pandemi COVID-19 pada ekonomi. Salah satunya dengan menggelontorkan belanja untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang terealisasi Rp578,9 triliun.

Efek dari perubahan APBN selama tahun 2020 juga cukup terasa meski tujuannya untuk meminimalisir dampak COVID-19. Belanja negara mengalami kenaikan Rp284,2 triliun sedangkan pendapatan negara turun Rp312,8 triliun. Sekitar Rp261 triliun penurunan pendapatan negara disebabkan oleh anjloknya penerimaan pajak selama 2020.

Utang pemerintah (netto) selama 2020 juga bertambah Rp1.226,8 triliun. Di saat yang sama beban bunga utang pemerintah bertambah Rp38,6 triliun selama 2020 dengan total akhirnya mencapai Rp314,1 triliun.

Tren APBN ini, kata Sri Mulyani, masih dilanjutkan pada 2021. Ia bilang keputusan ini semata-mata ditujukan untuk tetap menopang perekonomian, dunia usaha dan masyarakat yang terdampak pandemi.

“2021 kita masih melihat kebutuhan belanja meningkat dan penerimaan negara yang belum sepenuhnya pulih. Kami masih memberi dukungan pada usaha dan masyarakat,” ucap Sri Mulyani.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan