Menuju konten utama

Sri Mulyani Beberkan Dampak Buruk dari Perang Rusia-Ukraina

Akibat geopolitik Rusia-Ukraina berdampak pada kenaikan harga energi, harga pangan, hingga lonjakan inflasi.

Sri Mulyani Beberkan Dampak Buruk dari Perang Rusia-Ukraina
Ilustrasi Ukraina dan Rusia

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan berbagai negara saat ini tengah menghadapi tiga tantangan akibat geopolitik Rusia-Ukraina. Mulai dari kenaikan harga energi, harga pangan, hingga lonjakan inflasi. Kondisi ini kemudian memicu terjadinya perlambatan pemulihan ekonomi global.

"Inflasi ini diperburuk dengan geopolitical situation perang di Ukraina yang menimbulkan dampak kenaikan harga pangan dan energi. Jadi ini triple hit dari sisi tadi supply disruption dan energi," kata Sri Mulyani saat konferensi pers di Sofitel Nusa Dua, Bali, Rabu (13/7/2022).

Dia mengatakan ancaman lonjakan inflasi belum pernah dialami negara maju selama hampir 1,5 dekade terakhir. Namun, saat ini berbagai negara harus mulai mengantisipasi lonjakan inflasi. Misalnya saja, Amerika Serikat inflasinya sudah tembus mencapai 8,6 persen. Kemudian Inggris sudah di atas 9 persen, Eropa 6 persen, bahkan Jepang yang biasanya mengalami deflasi sekarang mulai mengarah ke inflasi.

"Jadi kita tidak underestimate ancaman inflasi itu sangat sensitif terhadap politik di suatu negara. Makanya respon policiynya akan sangat sangat cepat dan memberikan konsekuensi ini yang akan dibahas nanti di dalam G20," ucapnya.

Menurutnya, ada berbagai faktor yang mengindikasikan ketahanan suatu negara dalam menghadapi tantangan risiko stagflasi dan resesi. Pertama, kinerja neraca pembayaran, aliran modal asing hingga jumlah cadangan devisa yang dimilikinya serta dampaknya terhadap nilai tukar rupiah.

"Kedua ketahanannya akan dilihat dari perekonomiannya apakah mereka memiliki gross yang tinggi dan harga yang stabil sebelum pandemi dan survive sesudah pandemi," jelasnya.

Ketiga, negara yang belum pulih dari pandemi COVID-19 ditambah inflasi yang tinggi, maka akan semakin menimbulkan kompleksitas pada suatu negara. Selanjutnya, ada faktor kebijakan pemerintah terkait fiskal dan moneternya termasuk capaian terkendalinya defisit anggaran serta utang yang terjaga rendah.

"Ini yang akan men-triger kemungkinan terjadinya krisis di suatu negara," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait KONFLIK RUSIA UKRAINA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - News
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin