Menuju konten utama

Soal Varian Kappa, Eijkman: Belum Masalah Tapi Perlu Diperhatikan

Varian kappa pertama kali diidentifikasi masuk ke Indonesia di Palembang, Sumsel pada 14 Januari 2021, dan hasilnya dilaporkan pada awal Mei 2021.

Soal Varian Kappa, Eijkman: Belum Masalah Tapi Perlu Diperhatikan
Ilustrasi Virus Corona. foto/Istockphoto

tirto.id - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengidentifikasi satu kasus varian COVID-19 B11617.1 atau kappa yang pertama kali ditemukan di India. Satu kasus yang ditemukan di DKI Jakarta ini menambah temuan sebelumnya di Palembang, Sumatra Selatan.

Varian kappa pertama kali diidentifikasi masuk ke Indonesia berdasarkan hasil pemeriksaan sampel swab seorang perempuan di Palembang yang diambil pada 14 Januari 2021, dan hasilnya dilaporkan pada awal Mei 2021.

Kemudian yang kedua berdasarkan pemeriksaan sampel swab seorang laki-laki di DKI Jakarta yang diambil pada akhir April 2021. Pemeriksaan genome dilakukan Eijkman dan hasilnya terkonfimasi varian kappa, dilaporkan pada awal Juni 2021 lalu.

"Kappa itu di Indonesia pertama kali ditemukan di Sumsel. Dan di Jakarta baru belakangan," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio melalui sambungan telepon, Kamis (1/7/2021).

Varian ini kata Amin meskipun mirip dengan varian delta namun tidak sama persis. Sehingga dia dikelompokkan dengan kode B11617.1 sedangkan varian delta B11617.2. Oleh WHO varian kappa ini masih digolongkan sebagai variant of interest (VOI) bukan seperti varian delta yang masuk variant of concern (VOC) karena dinilai lebih cepat menular.

"Tapi sejauh ini [varian kappa] belum menimbulkan masalah tapi perlu diperhatikan semuanya artinya apakah dia punya sifat seperti varian delta. Karena banyak kesamaan dia dalam satu jenis B11617 tapi karena ada beberapa perbedaan maka dibedakan," ujarnya.

Adanya temuan varian kappa di DKI Jakarta ini juga telah menjadi perhatian pemerintah daerah setempat untuk melakukan antisipasi penyebarannya.

"Tentu yang varian baru kita harus waspada, karena percepatan penyebaran penularan lebih cepat, antisipasi, prokes harus ketat, mobilisasi warga harus dibatasi dengan baik," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, Kamis.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto