tirto.id - Usulan pemutaran kembali kompetisi Liga 1 Indonesia mulai September 2020 mendapat respons positif dari manajemen Arema FC. General Manager Arema FC Rudy Widodo menyatakan setuju dengan usulan tersebut.
"Kami setuju, malah kalau bisa lebih cepat itu lebih baik. Bagus juga selesainya [liga] pada tahun depan," kata Rudy pada Selasa (2/6/2020), seperti dilansir Antara.
"Ini, kan, masa transisi. Nanti bisa menyesuaikan dengan program FIFA, termasuk pertandingan resmi FIFA dan bisa berbarengan dengan liga-liga Eropa," tambah dia.
Rudy berpendapat, aktivitas sepak bola di Indonesia tidak mungkin dibiarkan terus vakum sampai pandemi virus corona (COVID-19) berakhir.
Saat ini, Rudy melanjutkan, pola pikir masyarakat harus diubah. Dia menganggap semua pihak harus menyesuaikan diri karena COVID-19 bisa jadi tidak bisa hilang.
Apalagi, urusan sepak bola bukan hanya terkait klub. Banyak pihak yang menggantungkan dirinya di perputaran kompetisi, termasuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah.
"Indonesia juga menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 tahun 2021. Kalau tidak ada kompetisi, nanti bisa ada pertanyaan, 'Ini bagaimana, serius tidak ini jadi tuan rumah?'," ujar Rudy.
Dia menambahkan, Arema juga sepakat dengan usulan PSSI yang menambah subsidi klub Liga 1, yang sebelumnya dicicil Rp520 juta per-termin menjadi Rp800 juta.
Namun, dia mengusulkan ada izin untuk negosiasi ulang kontrak dengan para pemain, pelatih dan ofisial agar dapat disesuaikan dengan kondisi yang terjadi saat ini.
"Untuk subsidi, dikatakan kurang, ya, pasti kurang. Di masa normal saja klub-klub merugi. Akan tetapi, itu inisiatif yang bagus karena setidak-tidaknya bagaimana mengurangi kerugian," kata dia.
"Tadi juga ada usulan agar PSSI berbicara dengan Kementerian Keuangan untuk merelaksasi pajak penghasilan pemain. Jadi kami menunggu bagaimana hasil pembicaraan PSSI dengan APPI," tutur Rudy.
PSSI secara maraton menggelar rapat virtual dengan klub-klub Liga 1, Liga 2, Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) dan Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI) pada Selasa (2/6/2020).
Pertemuan PSSI dengan APPI dan APSSI sendiri masih berlangsung sampai Selasa malam. Dalam rapat itu, ada usulan Liga 1 berlanjut mulai September 2020, dan Liga 2 pada Oktober 2020.
Ada pula usulan penambahan cicilan subsidi per-termin bagi setiap klub Liga 1, dari sebelumnya Rp520 juta menjadi 800 juta. Sementara subsidi klub Liga 2 dinaikkan menjadi Rp200 juta.
Sejumlah Opsi Pemutaran Kembali Liga
Dalam pertemuan PSSI dengan APPI dan APSSI juga ada usulan agar degradasi untuk Liga 1 dan 2 dihilangkan selama masa pandemi. Ide itu pun disambut baik oleh Arema FC.
"Jadi, misalnya, H-2 pertandingan salah satu tim pemainnya terkena COVID-19 sehingga tidak bisa bertanding. Laga itu bisa ditunda atau dihitung walk out. Klub-klub tidak khawatir. Kalau WO, ya, WO saja," terang Rudy.
"Itu tidak akan menurunkan persaingan liga karena juaranya tetap akan mewakili Indonesia di kompetisi AFC," tambah dia.
Sedangkan mengenai skema pertandingan, kata Rudy, Arema mengusulkan agar liga tetap dihadiri penonton tetapi jumlahnya dibatasi.
"Mungkin bisa dibatasi jadi 50 persen dari kapasitas stadion. Pengawasan jadi lebih mudah," kata dia beralasan.
"Namun, kepastian dari PSSI soal ini menunggu keadaan sampai awal Agustus atau Juli sampai akhir Agustus," lanjut Rudy.
Dia pun mendukung usulan PSSI soal pertandingan Liga 1 digelar di Pulau Jawa. Usulan tersebut bakal membuat seluruh klub harus memindahkan markasnya di Pulau Jawa.
"Artinya bukan dipusatkan di Jawa. Bukan home tournament. Keputusan laga berlangsung di Jawa agar meminimalkan risiko para pemain dan ofisial tim terpapar COVID-19 di tempat umum seperti bandara," ujar Rudy.
Dia berpendapat usulan ini memungkinkan dilaksanakan mengingat kawasan di Pulau Jawa saat ini sudah terhubung dengan jalan tol. Dengan begitu, perjalanan tim bisa dilakukan memakai bus dan para pemain tidak perlu melakukan perjalanan via bandara.