tirto.id - Kereta tanpa awak atau Automated People Mover System (APMS) yang disebut Skytrain ditargetkan dapat terintegrasi dengan kereta bandara sebelum akhir tahun 2017. Hal ini disampaikan Menteri BUMN Rini Soemarno.
"Skytrain sudah mulai beroperasi di Bandara Soekarno Hatta meskipun masih terbatas. Namun kami berharap sebelum akhir tahun ini Skytrain dan Commuter Line Jabodetabek sudah terkoneksi," kata Rini di Desa Tuksongo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/9/2017).
Menurut Rini, saat ini AMPS yang juga disebut Skytrain baru beroperasi menghubungkan Terminal 3 dan Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Ia menjelaskan, penyempurnaan layanan Skytrain terus dilakukan sehingga nantinya menghubungkan Terminal 1, 2 dan 3 bahkan termasuk Termimal 4 yang masih dalam tahap pembangunan.
Rini memaparkan, penumpang Garuda Indonesia yang datang dari Singapura turun di Terminal 2, kemudian jika ingin melanjutkan penerbangan ke Banjarmasin harus naik bis bandara ke Terminal 3.
Demikian juga penumpang Garuda Indonesia dari Solo ke Jakarta untuk melanjutkan penerbangan ke Filipina. mereka harus melalui Terminal 2 menggunakan bis ke Terminal 3.
"Dengan dibangunnya Skytrain pergerakan penumpang antar terminal bisa lebih cepat. Ditambah lagi jika terintegrasi dengan KRL Jabodetabek maka mobilisasi penumpang dari bandara dan menuju bandara bisa lebih cepat," ujarnya sebagaimana dikutip dari Antara.
Meski begitu tambah Rini, kualitas layanan AMPS masih perlu ditingkatkan sesuai dengan standard operation and procedure (SOP). "Ini kan AMPS yang pertama kita miliki, jadi harus kita jamin tingkat kenyamanan dan keamanannya juga," tegas Rini.
Sementara itu, Dirut Angkasa Pura II M Awaluddin mengatakan, tahap awal, kereta itu melewati rute sepanjang 1.700 meter. Kapasitas satu set Skytrain yang terdiri atas dua kereta sebanyak 176 orang.
Skytrain melayani perpindahan penumpang pesawat atau pengunjung bandara dari Terminal 3 ke Terminal 2 dan sebaliknya pada pukul 07.00-09.00 WIB, 12.00-14.00 WIB, serta 17.00-19.00 WIB.
"Dalam jangka panjang, Skytrain akan beroperasi 24 jam dalam sehari. Sehingga diharapkan dapat menjadi semacam inisiator perkembangan moda transportasi di Indonesia demi kemudahan perpindahan masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya," ujarnya.
Saat beroperasi penuh, headway Skytrain ditetapkan setiap lima menit dengan total waktu tempuh tujuh menit.
Total nilai investasi proyek Skytrain mencapai sekitar Rp950 miliar, di mana Rp530 miliar digunakan untuk pengadaan rangkaian kereta dan Rp420 miliar untuk pembangunan lintasan.
Keretanya disiapkan PT LEN Industri (Persero) dan Woojin asal Korsel, sementara pembangunan lintasan beserta shelter oleh PT Wijaya Karya Tbk dan PT Indulexco.
"Skytrain ini merupakan hasil dari sinergi antara tiga BUMN yakni Angkasa Pura II, LEN Industri, dan Wika. Kami berharap sinergi ini menjadi contoh bagi BUMN lainnya untuk memberikan yang terbaik bagi negeri," kata Awaluddin.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari