Menuju konten utama

SKK Migas Temui Luhut Bahas Biaya Blok Masela

SKK Migas menemui Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan guna menyinggung proyek Blok Masela. Kedua pihak tengah membahas biaya pengembangan Blok Masela dengan skema onshore.

SKK Migas Temui Luhut Bahas Biaya Blok Masela
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Aunaryadi. Antara Foto/Yudhi Mahatma.

tirto.id - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyambangi Menko Kemaritiman sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan.

Dalam pertemuan di Kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta, Kamis (18/8/2016), Luhut mengaku membahas banyak hal, termasuk proyek onshore Blok Masela.

"Kami banyak bicara. Blok Masela kita singgung," ujarnya.

Luhut menuturkan SKK Migas tengah menghitung kembali biaya pengembangan Blok Masela dengan skema di darat (onshore).

Sebelum diputuskan di darat, lembaga itu sempat melakukan kajian bahwa kilang di darat lebih mahal daripada kilang terapung (offshore) sehingga sempat menimbulkan polemik.

"Itu [biayanya] sedang dihitung semua sama mereka [SKK Migas]. Karena angka-angka itu ada perubahan, tapi bukan dari Pak Candra [Arcandra Tahar]," ucap Luhut.

Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar sebelumnya menyebutkan bahwa biaya proyek pengembangan Blok Masela bisa mengalami penurunan cukup signifikan setelah pembicaraan dengan operator Masela, Inpex.

Kontraktor migas asal Jepang itu diminta menjelaskan semua rincian biaya proyek Masela kemudian dikoreksi Arcandra dan disetujui kontraktor.

Hasilnya, nilai investasi yang dibutuhkan hanya sebesar 15 miliar dolar AS atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya 19,3 miliar dolar AS.

Namun, rincian biaya tersebut pertama kali disebutkan oleh Luhut, setelah Arcandra diberhentikan dengan hormat Selasa (15 Agustus 2016).

"Jadi Pak Candra itu menanyakan ke Inpex, struktur biayanya bagaimana? Inpex keluarkan, lalu dikoreksi Pak Candra dan disetujui Inpex. Makanya didapat angka 15 miliar dolar AS dan bisa kurang lagi dari itu," tutur Luhut.

Di sisi lain, penurunan biaya juga terjadi untuk proyek laut dalam (Indonesian Deepwater Development/IDD) di Selat Makassar yang disebutnya turun dari 12 miliar dolar AS menjadi 7 miliar dolar AS.

"Itu sama juga, ditanya kenapa biaya bisa segini, lalu kontraktor bersedia menurunkan. Jadi angka itu dari operatornya. Tapi belum detail angkanya," imbuhnya.

Baca juga artikel terkait BLOK MASELA

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari