tirto.id - Pada hari Rabu, 19 Mei 2021, pejabat senior kelompok militan Palestina, Hamas mengharapkan adanya kesepakatan gencatan senjata dalam satu atau dua hari ke depan. Namun demikian, media Israel melaporkan, pejabat di negara itu tidak mengharapkan serangan berhenti paling cepat pada Jumat pekan ini.
Sebagaimana diwartakan The New York Times, pernyataan tersebut setidaknya memberikan sinyal kalau perang akan segera berhenti atau paling tidak mengalami jeda. Sebab, dalam konflik sebelumnya, perjanjian gencatan senjata menemui jalan buntu dan kekerasan terus berlanjut di Jalur Gaza.
Namun, belum diketahui secara pasti apakah kesepakatan pekan ini akan mengarah pada rekonsiliasi jangka panjang. Atau, bisa jadi hanya jeda sebentar, agar pasokan bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza bisa masuk.
Berbicara kepada televisi Arab, pejabat senior Hamas, Moussa Abu Marzouk memperkirakan, pembicaraan mengenai gencatan senjata akan berhasil dalam satu atau dua hari ke depan. Kendati demikian, ia memperingatkan dengan pernyataan: "Persamaan kami jelas-pemboman untuk pemboman, dan eskalasi akan bertemu dengan eskalasi."
Sementara itu, pejabat Israel menyatakan, selama Hamas masih menembakkan roket ke arah Israel dari Gaza, mereka akan terus menyerang balik daerah tersebut. Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dan lainnya mengatakan, kampanye akan terus berlanjut selama diperlukan untuk menurunkan kemampuan Hamas menyerang Israel, terutama dengan roket.
Media Israel juga melaporkan, kalau komandan militer Israel memperkirakan pemboman di Gaza masih akan terus berlanjut setidaknya selama dua hari lagi.
Menurut laporan CNBC, Presiden Amerika Serikat Joe Biden sudah membahas perang di Gaza bersama Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. Biden berharap ada "penurunan yang signifikan hari ini di jalan menuju gencatan senjata."
Sementara Prancis mengaku sedang bekerja dengan Mesir dan Yordania (negara tetangga Israel) pada resolusi gencatan senjata baru. Langkah ini tampaknya didukung China.
Namun demikian, sentimen yang muncul akibat konflik Israel-Palestina telah menyebar, salah satunya terjadi di Los Angeles. Sebagaimana diwartakan CNBC, orang-orang pro-Palestina menyerang pengunjung Yahudi di sebuah restoran Los Angeles.
Walikota mengatakan, perkelahian itu akan diselidiki sebagai kejahatan rasial. Seorang saksi mata mengatakan, anggota karavan mobil yang mengibarkan bendera Palestina menyerang pengunjung sebelum pukul 10 malam waktu setempat. Tetapi, insiden ini sedang diselidiki oleh polisi.
Update Jumlah Korban Perang Israel-Palestina
Hingga Rabu, 19 Mei 2021, korban tewas di Gaza sudah mencapai 227 jiwa, termasuk 64 anak-anak dan 38 wanita. Pengeboman yang terjadi setidaknya telah membuat 56.000 warga Gaza terusir dari rumah, mereka juga melarikan diri ke 59 sekolah yang dikelola oleh UNRWA. Badan PBB sudah memberikan air, perlengkapan dasar dan masker wajah.
Sementara itu, jumlah yang tidak diketahui lebih banyak lagi, mereka berlindung di rumah kerabat. Sejauh ini, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serangan Israel kali ini merusak setidaknya 18 rumah sakit dan klinik. Hampir dari setengah semua obat esensial telah habis.
Sistem kesehatan Jalur Gaza yang memang sudah lemah dibuat tak berdaya oleh perang dalam satu dekade. Rumah sakit kewalahan dengan korban tewas dan terluka akibat serangan Israel.
Obatan-obatan penting di wilayah pesisir juga cepat habis, begitu juga dengan bahan bakar untuk aliran listrik. Satu-satunya laboratorium pengujian virus corona juga rusak akibat serangan udara. Pejabat kesehatan khawatir wabah akan cepat menyebar di antara puluhan ribu penduduk yang terlantar dan berdesakan di tempat pengungsian akibat perang ini.
Editor: Iswara N Raditya