tirto.id - Serial drama romantis My Lecturer, My Husband (MLMH) episode 3 dapat disaksikan di We Tv dan Iflix yang telah tayang sejak Jumat (25/12/20) pukul 18.00 WIB. Episode 3 tayang bersamaan dengan episode 4 & 5 untuk pelanggan We TV premium.
Serial yang diproduseri oleh Monty Tiwa ini durasinya lebih panjang dari dua episode sebelumnya yaitu, 40 menit. Hingga saat ini serial MLMH telah mendapat nilai sebanyak 8.8 dari 10 poin di IMDB.
Pada platform streaming online di Iflix, serial MLMH juga bisa dinikmati secara gratis kecuali pada episode dengan tanda premium.
Episode 3 MLMH, menunjukkan plot cerita yang berkisah tentang upaya Pak Arya yang diperankan oleh Reza Rahardian untuk membujuk Inggit yang diperankan oleh Prilly Latuconsina untuk tetap fokus kuliah dari rumah, meski dirinya merasa tidak baik-baik saja.
Sinopsis My Lecturer, My Husband Episode 3
Pada episode 3 MLMH, ketidaknyamanan Inggit yang harus bertahan di rumah saja bersama Pak Arya, suaminya.
Ketidaknyamanan itu ditunjukkan ketika Inggit mencoba membuat batasan-batasan dengan garis merah mulai dari kamar mandi, hingga tempat tidur.
Maksud dari batasan yang dibuat Inggit adalah agar dirinya memiliki wilayah yang tidak boleh dimiliki oleh Pak Arya di dalam rumah. Namun begitu atas sikap Pak Arya yang banyak bertanya tenang cara kerja batasan itu, Inggit menjadi kesal dan tidak jadi mempertahankan batasan yang telah dibuatnya.
Sikap keras kepala yang ditunjukkan oleh Inggit membuat Pak Arya tidak menyerah dengan mudah. Dirinya tetap berupaya untuk menjalani tugas seorang suami sekaligus dosen yang baik di rumah.
Hingga pada suatu ketika Pak Arya melihat Inggit gundah karena dirinya tidak bisa bertemu Tristan lagi dalam kondisi dikarantina, dirinya bergegas untuk membuat balon bentuk hati agar Inggit tidak lagi menunggu balon lagi dari Tristan.
Akan tetapi, Inggit menolak balon itu mentah-mentah. Keadaan Inggit dan Pak Arya makin tidak baik-baik saja. Suasana ini dirasakan oleh Ibu Inggit di Jogja.
Meski sudah melakukan video call dengan Inggit dan Pak Arya, Ibunya Inggit memutuskan untuk tetap melakukan panggilan telepon secara personal dengan putrinya itu.
Lagi-lagi Inggit berdalih bahwa dia baik-baik saja. Pak Arya yang menyadari kebohongan Inggit dengan ibunya tentu tidak tinggal diam
Dia mendesak agar Inggit tidak lagi berbohong tentang perasaan yang sebenarnya. Inggit yang keras kepala tidak terima, seakan-akan Pak Arya tidak pernah berbohong.
Keadaan makin rumit hingga suatu hari teman-teman Inggit diam-diam datang ke rumah untuk menginap di rumah Inggit. Bagaimana kelanjutan kisah selanjutnya?
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Yandri Daniel Damaledo