Menuju konten utama

Sinopsis Meri Durga di ANTV 19 Mei, Akankah Yaspal Mengusir Mada?

Pada cerita kali ini, seusai perkelahian dengan gerombolan pria, Mada yang sampai rumah telah ditunggu oleh Yaspal. Kala itu Yaspal marah besar dan mengusir Mada. Keadaan Mada semakin terpojok.

Sinopsis Meri Durga di ANTV 19 Mei, Akankah Yaspal Mengusir Mada?
Sinetron India Meri Durga. (Screnshoot/Youtube/StarPlus)

tirto.id - Sinetron asal India, Meri Durga tayang di stasiun televisi ANTV pada Selasa (19/5/2020) pukul 10.30 WIB. Sinetron ini tayang dari hari Senin-Minggu pada jam yang sama.

Meri Durga berada dalam arahan sutradara Ravindra Gautam serta penulis naskah Lakshmi Jaikumar, Pankhuri Jain, dan Raghuvir Shekhawat. Adapun para pemain yang bergabung di antaranya Vicky Ahuja, Srishti Jain, Paras Kalnawat, Raj Sharnagat, Akshay Choudhary, Urfi, dan Advait. Serial ini berjumlah 385 episode.

Pada cerita sebelumnya, Subadra mulai menyelidiki tingkah aneh Durga. Subadra curiga dengan Durga yang berangkat sekolah sangat pagi. Namun Rana telah membuat rencana.

Dia membuat Durga menemui guru bahasa Inggris di pagi hari. Saat Subadra melihat Durga di sekolah, dia semakin bingung. Hal itu tidak sesuai dugaan Subadra yang mengira Durga melakukan hal buruk.

Namun Subadra tidak kehabisan akal. Dia tetap saja membuat Durga sibuk setiap hari. Di pagi hari, Subadra meminta Durga berbelanja banyak barang sekaligus.

Hal itu membuatnya tidak bisa berlatih lari. Padahal waktu kompetisi hanya menyisakan waktu dua hari.

Di tempat lain, Amrita sedang bekerja di tempat Mada. Dia mendapat telepon dari Shilva. Saat sedang menelepon, Mada mengambil ponsel Amrita. Tidak boleh menelepon saat sedang bekerja.

Terjadi perdebatan antara Mada dan Amrita. Saat hendak pergi, baju Amrita menyangkut di tembok dan robek di bagian punggung. Mada meminta Amrita pulang dan mengganti baju.

Sesampainya di rumah, ibu Amrita menanyakan yang terjadi pada anaknya sampai bajunya robek. Amrita mengatakan bahwa bosnya yang melakukan semua itu. Dia juga mencaci bosnya yang sering bertingkah seenaknya.

Ternyata di luar kamar Yaspal mendengar hal itu. Dia emosi dengan yang terjadi pada anaknya. Yaspal bertekad untuk mengetahui siapa bos Amrita dan memberinya pelajaran. Misalkan saja Yaspal tahu bawa bos Amrita adalah Mada, dia pasti akan sangat marah.

Pada cerita kali ini, ada segerombol pria yang mengganggu Shilva dan Amrita. Hal itu memang rencana ibu Shilva. Dia ingin membuat Amrita terganggu oleh pria dan Mada akan datang untuk menolong.

Saat melihat hal itu Amrita akan memuji Mada di depan ayahnya, Yaspal. Maka Yaspal akan lebih baik dan tidak akan mengusir Mada.

Sayangnya gerombolan pria itu salah. Mereka justru menganggu Shilva. Mereka awalnya menggoda hingga membuat kaki Shilva terluka.

Saat Amrita dan gerombolan pria sedang bertengkar, datanglah Mada. Dia bisa mengalahkan gerombolan itu seorang diri, walaupun Mada juga terluka.

Sementara itu, Yaspal sudah tahu apabila Mada merupakan bos Amrita. Dia marah besar saat melihat Mada sering memerintah Amrita di kantor.

Seusai perkelahian dengan gerombolan pria, Mada yang sampai rumah telah ditunggu oleh Yaspal. Kala itu Yaspal marah besar dan mengusir Mada. Keadaan Mada semakin terpojok.

Di tempat lain, Durga berlatih lari sendiri saat berbelanja di pasar. Hal itu bisa untuk menambal latihan larinya yang absen.

Namun sekarang masalah justru datang dari Srijita, anak bibi Subadra. Srijita mengetahui bahwa Durga mengikuti lomba lari di sekolah.

Durga merahasiakan semua itu dari semua orang, terutama Yaspal sebagai ayahnya. Durga menjelaskan kepada Srijita bahwa dia mengikuti lomba untuk bisa meningkatkan nilai.

Namun Srijita akan melaporkan hal itu pada Yaspal dan ibunya. Kondisi bisa berbahaya apabila Yaspal dan Subadra tahu hal itu.

--------------------------------------------------------------

Penayangan sinetron ini bisa berubah sewaktu-waktu tergantung kebijaksanaan ANTV.

Baca juga artikel terkait MERI DURGA atau tulisan lainnya dari Sirojul Khafid

tirto.id - Film
Kontributor: Sirojul Khafid
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Nur Hidayah Perwitasari