tirto.id - Sinetron asal India, Meri Durga episode 102 tayang di stasiun televisi ANTV pada Kamis (9/7/2020) pukul 12.30 WIB. Sinetron ini tayang dari hari Senin-Minggu pada jam yang sama. Penayangan sinetron ini bisa berubah sewaktu-waktu.
Meri Durga berada dalam arahan sutradara Ravindra Gautam serta penulis naskah Lakshmi Jaikumar, Pankhuri Jain dan Raghuvir Shekhawat. Adapun para pemain yang bergabung di antaranya Vicky Ahuja, Srishti Jain, Paras Kalnawat, Raj Sharnagat, Akshay Choudhary, Urfi, dan Advait. Serial ini berjumlah 385 episode.
Sinopsis Meri Durga Episode 101
Pada cerita sebelumnya, Durga mulai berlatih lari. Sebagai awalan, dia berlari memutar jalan di komplek rumahnya. Saat keluar rumah, beberapa orang menghalanginya untuk berlatih. Yashpal dan Rana melihat hal itu. Dengan berbagai trik, Durga bisa lolos dari kepungan masyarakat yang menghalanginya.
Rana yang sudah mulai ingat masa lalu, kini juga sudah semakin pulih. Dia kini mulai mendampingi Durga dalam berlatih lari. Rana meminta Durga berlatih mulai pukul lima pagi dan berlari bolak-balik dalam jarak tertentu sebanyak 50 kali.
Rana melatih Durga dengan keras. Apabila terlambat, maka Rana akan menyiram Durga dengan seember air. Sebagai bentuk latihan, Rana juga mengikat Durga di tempat tidur. Setiap pagi Durga harus berusaha melepaskan diri dari ikatan itu.
Prince masih saja berusaha minta maaf pada Durga. Ada beberapa kemajuan yang terjadi. Walaupun masih belum akur, hubungan Durga dan Prince mulai membaik.
Orang tua Arti dan Prince akan menikahkan mereka. Ibu Prince merupakan orang yang disiplin. Dia tidak suka apabila ada hal yang disembunyikan di rumahnya. Selama ini, ibu Prince melihat geliat suaminya yang mencurigakan. Kini dia melakukan penyelidikan terhadap suaminya.
Sementara itu, ayah Prince masih mencari keberadaan Rana. Dia tidak mau apabila Rana membocorkan bukti kelakuan jahatnya beberapa tahun lalu.
Sinopsis Meri Durga Episode 102
Pada cerita kali ini, latihan yang Rana berikan pada Durga makin tidak masuk akal. Suatu pagi, dia menata banyak bara api di lantai. Rana meminta Durga untuk melewati bara api itu dalam waktu beberapa detik.
Yashpal dan anggota keluarga lain cemas melihat hal itu. Mereka mulai khawatir akan model latihan yang Rana berikan. Saat Yashpal menegur, Rana tetap kukuh menjalankan pola latihannya yang keras tersebut.
Setelah latihan, Rana melihat alkohol. Dia tergoda untuk meminumnya. Sayangnya, kondisi tubuhnya tidak kuat dan jatuh tidak sadarkan diri. Rana dibawa ke rumah sakit.
Ibu Prince telah mengetahui cerita tentang Rana dari Arti. Kini dia juga akan mencari keberadaan Rana dengan bantuan para bawahannya. Mereka mendapat informasi bahwa Rana sedang mendapat perawatan di rumah sakit.
Ibu Prince menuju rumah sakit. Dia mendapat sambutan yang luar biasa meriah. Hal itu terjadi lantaran ibu Prince merupakan penyumbang dana besar di rumah sakit. Sayangnya penyambutan itu membuat penanganan pada pasien, termasuk Rana, menjadi terbengkelai.
Durga yang khawatir dengan keadaan Rana memarahi ibu Prince. Para dokter tidak menghiraukan komplain Durga. Namun Ibu Prince memperlakukan Durga dengan baik. Dia meminta dokter memeriksa Rana. Bahkan ibu Prince memberikan layanan gratis pada pengobatan Rana. Sepertinya ini salah satu rencana ibu Prince. Pada momen itu, ibu Prince dan Durga saling berkenalan.
Sementara itu, hubungan Prince dan Durga juga sudah mulai membaik. Kini mereka sering berjalan bersama. Melihat kedekatan Durga dan Prince, Arti dan Sam tidak terima. Mereka cemburu. Arti membujuk Sam untuk memisahkan Durga dan Prince.
Pada sebuah malam, ada acara kemah yang diadakan kampus untuk mahasiswa baru. Awalnya Durga ragu apabila orangtuanya mengizinkan, namun ternyata Yashpal dan istrinya memberi kepercayaan pada Durga untuk keluar malam. Hal ini sempat menjadi perdebatan, terutama dari bibi Shiva. Dia menganggap bahwa perempuan tidak layak pergi malam hari, terutama yang belum menikah.
Orang tua Durga tetap memberi izin Durga untuk pergi. Hal ini ternyata memicu kemarahan warga desa. Mereka menganggap keluarga Durga telah mempermalukan desa dengan membiarkan anak gadisnya pergi di malam hari. Atas perintah kepala desa, beberapa orang mengunci pintu rumah Durga dengan tujuan mengisolasi.
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Alexander Haryanto