Menuju konten utama

Sinopsis Film Turbulence Trans TV: Soal Aksi Pembantaian di Pesawat

Sinopsis Turbulence, film tentang pembantaian di pesawat yang tayang malam ini

Sinopsis Film Turbulence Trans TV: Soal Aksi Pembantaian di Pesawat
Poster Film Turbulence. wikimedia commons/fair use

tirto.id -

Turbulence akan tayang di stasiun televisi Trans TV pada Rabu (6/5/2020) malam pukul 22.30 WIB.

Film tentang pembantaian dalam pesawat ini merupakan karya sutradara Robert Butler serta penulis naskah Steven E. de Souza, John Herzfeld, dan Jonathan Brett ini tayang perdana pada 10 Januari 1997.

Dalam penayangannya, Box Office Mojo mencatat penghasilan film ini lebih dari 11 juta dollar Amerika.

Sementara itu, situs Rotten Tomatoes memberi skor 3,2 dari 10. Sementara penonton memberi skor 2,5 dari 5. Situs IMDb memberi skor 4,8 dari 10.

Cerita Turbulence berawal dari Ryan Weaver (diperankan Ray Liotta) ditangkap atas tuduhan pembunuhan di New York City. Dia dibawa ke Los Angeles untuk diadili menggunakan pesawat komersial Boeing 747, Weaver bersama tahanan lain. Salah satunya bersama Stubbs (Brendan Gleeson) yang dipindah dari New York City menuju Los Angeles dengan kawalan empat marsekal Amerika.

Karena malam natal, penumpang umum tergolong sepi, hanya sekitar 11 orang. Dalam perjalanan dengan estimasi waktu lima jam, Stubbs bisa membebaskan diri saat dia berkesempatan ke kamar mandi.

Mengetahui hal tersebut, para pengawal tidak tinggal diam. Terjadilah baku tembak. Dampaknya, beberapa peluru nyasar yang membuat beberapa bagian pesawat berlubang dan terjadi ledakan.

Weaver kemudian juga bisa membebaskan diri dan mencoba menyelamatkan marsekal yang tersisa, namun gagal. Semua marsekal sudah meninggal dalam kekacauan tersebut.

Kematian pilot dan kru lainnya, membuat Teri Halloran (diperankan Lauren Holly), seorang pramugari, menjadi satu-satunya orang di dalam pesawat yang memungkinkan untuk menjaga agar pesawat tidak menabrak atau jatuh.

Sayangnya keadaan semakin buruk, pesawat sedang menuju badai yang mengancam turbulensi pada level 6.

Masih ada kendala lain dalam misi menjaga pesawat tetap aman. Weaver mengalami perasaan yang tidak stabil, dia membayangkan akan ada hukuman mati setelah mendarat nantinya. Di beberapa waktu, Weaver juga mengalami gangguan saraf yang makin menyulitkannya.

Baca juga artikel terkait FILM HOLLYWOOD atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Film
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH