tirto.id - Ahmed Majdalani, pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organization/PLO) mengecam pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai konflik Israel-Palestina yang ia sampaikan di konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington, Kamis (16/2/2017).
Madjalani menyatakan bahwa Amerika Serikat bergerak dari “posisi menjadi bias Israel” ke “posisi menjadi mitra dengan Israel” dalam mendukung permukiman dan pendudukan militer atas wilayah Palestina.
Pejabat PLO itu menuduh Amerika Serikat mendukung pemerintah Israel dan menyediakan selubung untuk memaksakan penyelesaian sepihak secara diplomatik dan politik.
“Penyelesaian sepihak semacam itu hanya akan melayani kepentingan kedua pihak dan tak pernah mewujudkan perdamaian yang adil,” kata Majdalani sebagaimana dikutip dari Antara.
Trump pada Rabu mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “mengekang kegiatan permukiman” tapi menghindari pengesahan eksplisit apapun mengenai penyelesaian dua-negara bagi konflik Israel-Palestina yang telah lama menjadi landasan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah.
Ketika berbicara dalam konferensi pers bersama, Trump berikrar akan berusaha mewujudkan kesepakatan perdamaian antara Israel dan Palestina, tapi mengatakan itu akan memerlukan kompromi dari kedua pihak dan nantinya terserah semua pihak sendiri untuk akhirnya mencapai kesepakatan.
Anggota komite eksekutif PLO Hanan Ashrawi menilai keputusan Trump menarik dukungan Washington selama puluhan tahun terakhir bagi solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina tidak bertanggung jawab dan tidak akan mendukung proses perdamaian.
"Ini tidak masuk akal," katanya kepada kantor berita AFP.
"Ini merupakan kebijakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak mendukung proses perdamaian. Mereka (AS) tidak bisa mengambil keputusan tanpa alternatif," tegasnya.
Juru Bicara HAMAS Hazem Qassem di Jalur Gaza mengatakan, "Semua pemerintah AS, termasuk Trump, sejak dulu selalu bias mengenai pendudukan Israel dan tak pernah sehari pun dengan sungguh-sungguh bertindak untuk memberi rakyat Palestina hak mereka."
Padahal sebelumnya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan setuju dengan seruan Trump agar Israel menarik diri dari pembangunan permukiman di daerah kependudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Sementara itu, berkebalikan dengan kecaman Palestina, Israel justru memuji pernyataan Trump bahwa dia bisa mengabaikan solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina jika ada solusi alternatif.
"Era baru. Ide-ide baru. Tidak perlu ada negara Palestina ketiga di luar Yordania dan Gaza. Ini hari besar bagi rakyat Israel dan orang-orang Arab yang waras. Selamat," tulis Menteri Pendidikan Naftali Bennett di akun Twitter miliknya.
Bennett, yang merupakan pendukung setia ekspansi permukiman Yahudi Israel di wilayah pendudukan dan pencaplokan tanah Palestina di Tepi Barat, memuji pertemuan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan Trump di Washington.
Menurut warta kantor berita AFP, Bennett melontarkan pernyataan tersebut setelah Trump menegaskan ia tidak mendukung gagasan berdirinya negara Palestina yang berdampingan dengan Israel dalam pertemuan dengan Netanyahu.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari