tirto.id - Mengenalkan sifat wajib Allah pada anak bisa dilakukan sejak dini, karena dengan mempelajarinya, diharapkan keimanan seseorang akan lebih bertambah.
Beriman kepada Allah berarti manusia wajib meyakini dengan sepenuhnya akan sifat-sifat Allah yang wajib, sifat-sifat yang mustahil dan sifat-sifat yang jaiz.
Bukti adanya Iman kepada Allah SWT adalah tunduk, patuh dan taat terhadap perintah-Nya, serta menghentikan, menjauhi larangan-Nya denga segenap kerelaan didasari dengan niat yang baik.
Firman Allah SWT:
لَيۡسَ الۡبِرَّ اَنۡ تُوَلُّوۡا وُجُوۡهَكُمۡ قِبَلَ الۡمَشۡرِقِ وَ الۡمَغۡرِبِ وَلٰـكِنَّ الۡبِرَّ مَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَالۡمَلٰٓٮِٕکَةِ وَالۡكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَۚ وَاٰتَى الۡمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الۡقُرۡبٰى وَالۡيَتٰمٰى وَالۡمَسٰكِيۡنَ وَابۡنَ السَّبِيۡلِۙ وَالسَّآٮِٕلِيۡنَ وَفِى الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّکٰوةَ ۚ وَالۡمُوۡفُوۡنَ بِعَهۡدِهِمۡ اِذَا عٰهَدُوۡا ۚ وَالصّٰبِرِيۡنَ فِى الۡبَاۡسَآءِ وَالضَّرَّآءِ وَحِيۡنَ الۡبَاۡسِؕ اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ صَدَقُوۡا ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُتَّقُوۡنَ
Laisal birra an tuwalluu wujuuhakum qibalal mashriqi walmaghribi wa laakinnal birra man aamana billaahi wal yawmil aakhiri wal malaaa 'ikati wal kitaabi wan nabiyyiina wa aatalmaala 'alaa hubbihii zawilqurbaa walyataa maa walmasaakiina wabnas sabiili, wass saa iliina wa fir riqaab, wa aqaamash shalaata wa aatazzakat, wal muufuuna bi'ahdihim idzaa 'aahaduu, wash shaabiriina fiil baksaa iwadhdharraai wahiinal baksi ulaaikalladziina shadaquu, wa ulaaikal muttaquun.
Artinya: "Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 177)
Sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang khusus yang hanya dimiliki oleh Allah, dan tidak ada satu pun makhluk yang memiliki sifat tersebut.
Adanya Allah ini, menjadi salah satu sifat yang melekat pada sifat wajib Allah. Sifat wajib Allah inilah yang membedakan Allah sebagai sang Pencipta (Khalik), dengan semua makhluk ciptaan-Nya.
Sifat mustahil Allah adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah SWT, sedangkan sifat jaiz Allah adalah adalah sifat yang mungkin (boleh) ada atau sifat yang mungkin (boleh) tidak ada pada Allah.
Qiyamuhu binafsihi dan wahdaniyah merupakan dua dari 20 sifat wajib Allah yang bisa dikenalkan pada anak, berikut uraiannya masing-masing:
Qiyamuhu Binafsihi
Qiyamuhu binafshihi artinya berdiri dengan sendirinya.
Maksudnya Allah itu berdiri sendiri, tidak bergantung pada apa pun dan tidak membutuhkan bantuan siapa pun.
Ayat yang menjelaskan tentang sifat ini terdapat dalam Al Qur’an:
وَمَنۡ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفۡسِهٖؕ اِنَّ اللّٰهَ لَـغَنِىٌّ عَنِ الۡعٰلَمِيۡنَ
Wa man jaahada fainnamaa yujaahidu linafsih; innal laaha laghaniyyun 'anil 'aalamiin
Artinya: "Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam." (QS. Al-Ankabut: 6)
Wahdaniyah
Wahdaniyah artinya Esa atau tunggal.
Allah maha Esa atau Tunggal, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah satu-satunya Tuhan pencipta alam semesta.
Hal ini seperti disebutkan dalam Al-Quran:
لَوۡ كَانَ فِيۡهِمَاۤ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَـفَسَدَتَاۚ فَسُبۡحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الۡعَرۡشِ عَمَّا يَصِفُوۡنَ
Law kaana fiihimaaa aalihatun illal laahu lafasadataa; fa-Subhaanal laahi Rabbil 'Arshi 'ammaa yasifuun
Artinya: "Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan." (QS. Al-Ankabut: 22)
Editor: Iswara N Raditya