tirto.id - Manguni Makasiouw terlibat dalam kerusuhan di Bitung. Bentrokan terjadi antara sebuah ormas dengan massa Pro Palestina pada Sabtu (25/22/2023) di sekitar GOR Dua Saudara, Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut).
Insiden di Bitung diawali ketika sebuah ormas sedang merayakan HUT ke-12 di GOR Dua Saudara. Kemudian, massa aksi Pro Palestina melintasi lokasi yang sama.
Karena diduga ada salah paham, bentrokan yang melibatkan kedua kubu akhirnya tak terhindarkan. Kerusuhan menyebabkan 1 orang meninggal dan 2 warga lainnya mengalami luka-luka. Polisi sempat menetapkan status siaga satu.
Aparat sudah menangkap 7 orang yang diduga terlibat bentrokan Bitung, yakni RP, HP, GK, FL, BI, MP dan RA. Selain itu, sejumlah alat bukti juga berhasil diamankan, seperti 5 buah parang, pedang katana, badik, anak panah, dan 2 kayu totara.
Siapa Manguni Makasiouw?
Manguni Makasiouw merupakan ormas yang diduga terlibat bentrokan dengan massa Barisan Solidaritas Muslim (BSM) yang Pro Palestina di kota Bitung, pada Sabtu (25/11).
Manguni termasuk ormas paling tua di Sulawesi Utara. Mereka menjadi salah satu ormas paling besar di wilayah Sulut, terutama di Minahasa.
Ormas Manguni Makasiouw didirikan oleh para tokoh Tonsawang dengan kantor pusat di Kota Manado, Sulawesi Utara. Mereka mempunyai tujuan untuk melestarikan budaya Tonsawang agar tidak tersingkirkan oleh era modern.
Saat ini, Brigade Manguni Makasiouw dipimpin oleh Tonaas Wangko, Lendy Wangke. Organisasi ini mempunyai motto mapalus atau gotong royong dan sitou timou tumou tou alias manusia hidup untuk memanusiakan orang lain.
Terkait bentrokan di Kota Bitung, sejumlah orang yang diduga berasal dari Manguni Makasiouw melakukan penyerangan terhadap massa aksi Pro Palestina.
Mereka yang menyerang turut membawa bendera Israel dan senjata tajam. Selain itu, sekelompok orang Manguni Makasiouw juga dilaporkan telah melakukan pengrusakan terhadap mobil ambulans.