tirto.id - Demonstrasi atas kematian Mahsa Amini semakin meluas di Iran dan banyak memakan korban. Seperti dalam berita terbaru, korban itu bernama Hadis Najafi, seorang wanita yang tewas setelah ditembak pasukan keamanan dalam unjuk rasa.
Seperti dikutip First Post dari Al Arabiya, Hadis Najafi masih berusia 20 tahun, dia tewas setelah mengalami luka-luka akibat peluru di wajah dan leher selama protes pekan lalu di kota Karaj.
“Dia baru berusia 20 tahun. Hatinya hancur karena Mahsa Amini. Dia bilang dia tidak akan tinggal diam. Mereka membunuhnya dengan enam peluru,” kata aktivis Iran, Masih Alinejad mengutip pernyataan saudara perempuan Najafi.
Siapa Hadis Najafi?
Informasi tentang sosok Hadis Najafi di media masih sangat minim. Akan tetapi, seperti dikutip She The People, Hadis Najafi adalah wanita Iran berusia 20 tahun. Dia memiliki banyak pengikut di media sosialnya, baik di Instagram maupun di TikTok.
Najafi ikut turun ke jalan untuk bersolidaritas terkait kematian Mahsa Amini. Dia akhirnya tewas setelah ditembak petugas keamanan. Kabarnya, Najafi sempat dilarikan ke Rumah Sakit Ghaem, tempat dia meninggal.
Aktivis Iran, Masih Alinejad memposting video pemakaman Najafi dan menggambarkannya sebagai gadis baik hati yang suka menari.
Kematian Mahsa Amini telah menyebabkan demo besar-besaran di Iran, bahkan seperti diberitakan First Post dengan mengutip pernyataan pejabat, Senin, 27 September 2022, sedikitnya lebih dari 1.200 pengunjuk rasa yang ditangkap dan sedikitnya 41 orang tewas.
Dalam konteks ini, Mahsa Amini ditangkap polisi moral ketika datang ke Teheran bersama keluarganya. Alasannya, dia dituduh melanggar aturan yang mengharuskan wanita memakai jilbab dan pakaian longgar.
Mahsa pingsan setelah dibawa ke pusat penahanan. Ada banyak spekulasi soal ini. Ada yang menyebut petugas memukul kepalanya dengan tongkat. Ada pula yang bilang kepalanya dibenturkan ke salah satu kendaraan petugas.
Seperti dikutip Vogue, ibu Mahsa Amini mengaku kalau putrinya sudah mengenakan jubah panjang yang longgar seperti yang dipersyaratkan dalam hukum Iran. Akhirnya, Mahsa Amini meninggal dunia di rumah sakit setelah tiga hari dalam keadaan koma.
Namun, kantor berita Republik Islam Iran, IRNA melaporkan, Mahsa Amini ambruk di kursi setelah berbicara dengan polisi wanita di kantor polisi. Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan, Amini menderita serangan jantung dan segera dibawa ke rumah sakit, akhirnya dia meninggal pada hari Jumat.
Tragedi ini memicu protes besar-besaran. Berdasarkan video yang dikutip BBC, para wanita melambaikan jilbab ke udara atau membakarnya. "Tidak untuk jilbab, tidak untuk sorban, ya untuk kebebasan dan kesetaraan!" teriak pengunjuk rasa di Teheran.
Editor: Iswara N Raditya