tirto.id - Protes atas kematian seorang wanita bernama Mahsa Amini semakin meluas di Iran. Para pengunjuk rasa membakar kantor polisi dan kendaraan di beberapa kota.
The Guardianmelaporkan, sedikitnya, 31 orang meninggal dalam protes yang sudah berlangsung selama enam hari. Iran sempat mematikan jaringan internet di Teheran dan Kurdistan.
Instagram dan WhatsApp juga diblokir untuk mengurangi upaya protes yang semakin berkembang. Wanita Iran turun ke jalan. Mereka membakar jilbab dan memotong rambut.
Presiden Iran, Ebrahim Raisi mengatakan kasus kematian Mahsa Amini harus diselidiki. Dia juga mengaku sudah menghubungi pihak keluarganya.
“Saya menghubungi keluarganya pada kesempatan pertama dan saya meyakinkan mereka bahwa kami akan terus menyelidiki insiden itu," kata dia di sela-sela sidang umum PBB.
"Perhatian utama kami adalah melindungi hak-hak setiap warga negara.”
Penyelidikan Kasus Mahsa Amini Masih Berlanjut
Seperti dikutip Kantor Berita Republik Islam Iran, IRNA, Kepala Kehakiman, Mohseni Ejei meyakinkan keluarga almarhum Mahsa Amini, kalau mereka akan mengumumkan hasilnya setelah Organisasi Kedokteran Hukum Iran selesai menyelediki kasus ini.
Dia mengaku sudah memerintahkan badan peradilan untuk melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap kasus ini dan memeriksa semua CCTV yang tersedia.
Menurut dia, Republik Islam Iran tidak menutup mata terhadap insiden apa pun, terlepas dari organisasi mana yang terkait dengan kasus ini.
Kasus tersebut berawal dari Mahsa Amini yang datang ke Teheran bersama keluarganya. Dia ditangkap polisi moral karena dituduh melanggar aturan yang mengharuskan wanita memakai jilbab dan pakaian longgar.
Mahsa pingsan setelah dibawa ke pusat penahanan untuk dididik. Ada banyak spekulasi soal ini. Ada yang menyebut petugas memukul kepalanya dengan tongkat. Ada pula yang bilang kepalanya dibenturkan ke salah satu kendaraan petugas.
Seperti dikutip Vogue, ibu Mahsa Amini mengaku kalau putrinya sudah mengenakan jubah panjang yang longgar seperti yang dipersyaratkan dalam hukum Iran. Akhirnya, Mahsa Amini meninggal dunia di rumah sakit setelah tiga hari dalam keadaan koma.
Namun, IRNA memberitakan, Mahsa Amini ambruk di kursi setelah berbicara dengan polisi wanita di kantor polisi. Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan, Amini menderita serangan jantung dan segera dibawa ke rumah sakit, akhirnya dia meninggal pada hari Jumat.
Polisi juga membantah laporan yang mengatakan kalau Amini dipukuli. Menurut polisi, tidak ada kontak fisik yang terjadi antara petugas dan Amini.
Editor: Iswara N Raditya