Menuju konten utama

Setengah Juta Warga Rohingya Mengungsi dalam 2 Bulan

Jumlah pengungsi Rohingya terus membesar. UNHCR menyimpulkan, sejak 25 Agustus 2017 sampai sekarang, lebih dari setengah juta warga Rohingya telah melarikan diri dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

Setengah Juta Warga Rohingya Mengungsi dalam 2 Bulan
Para pengungsi Rohingya yang berhasil keluar dari Myanmar dan sedang memasuki kawasan Teknaf, Bangladesh pada 15 Oktober 2017. REUTERS/Jorge Silva.

tirto.id - Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) mengumumkan hingga kini sudah terdapat sekitar 582.000 warga Rohingya yang terpaksa mengungsi sejak 25 Agustus 2017. Mereka harus melarikan diri dari kampung halamannya setelah bentrok kekerasan meletup di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Laporan PBB juga menyimpulkan, dari setengah juta pengungsi itu, ada belasan ribu orang yang masih mengalami kesulitan mengakses makanan dan sarana kesehatan. Juru bicara UNHCR Andrej Mahecic mencatat ada 15.000 pengungsi Rohingya kini terjebak di perbatasan Bangladesh dan Myanmar.

PBB mendesak pemerintah Bangladesh mempercepat pemindahan 15.000 pengungsi Rohingya itu ke tempat yang lebih aman dan memiliki sarana memadai. Menurut Andrej, belasan ribu orang itu memasuki Bangladesh melalui pos pemeriksaan perbatasan Anjuman Para, sejak Minggu malam lalu. Mayoritas dari mereka harus berjalan selama sepekan untuk mencapai perbatasan.

"Kami prihatin sekali atas kondisi kemanusiaan di Bangladesh di mana ribuan pengungsi baru terjebak di dekat perbatasan," kata Andrej dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss seperti dikutip Reuters dan disiarkan ulang oleh Antara.

Andrej menambahkan hingga kini lembaga-lembaga bantuan PBB juga masih kesulitan mengakses sebagian penduduk Rohingya yang masih bertahan di Rakhine.

Sejak serangan pemberontak Rohingnya ke sejumlah pos polisi, pada 25 Agustus 2017, memicu pembalasan besar-besaran dari militer Myanmar, yang layak disebut "pembersihan etnis", PBB memastikan jumlah warga Rohingya di Rakhine terus merosot tajam.

Jens Laerke, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), menyatakan para warga Rohingya di Rakhine kini menghadapi pilihan serba sulit, yakni tetap bertahan atau pergi mengungsi.

"Kekurangan makanan, kekurangan layanan kesehatan dan semacamnya sudah pasti faktor yang sangat berperan saat ini (di Rakhine)," kata dia.

Juru Bicara UNICEF, Marixie Mercado mengatakan anak-anak merupakan bagian terbesar dari 582.000 pengungsi itu. Ribuan pengungsi baru juga terus menyeberang ke Bangladesh setiap pekan.

Dia mencatat UNICEF harus menyediakan air bersih setiap hari dan membangun ribuan toilet bagi 40.000 orang di Cox's Bazar, Bangladesh. Tapi, lembaga PBB ini terancam harus mengakhiri operasinya pada November mendatang apabila bantuan tidak diperbanyak.

Baca juga artikel terkait KRISIS ROHINGYA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom