tirto.id - Serangan udara militer Rusia yang dilancarkan melalui pesawat tempur jenis Su-34 pada Selasa (30/8/2016) di dekat Desa Um Hosh, Provinsi Aleppo, menewaskan kurang lebih 40 pejuang ISIS, termasuk ahli propaganda terbaik ISIS bernama Abu Mohamed Al Adnani.
"Menurut informasi yang dikonfirmasi melalui beberapa jaringan intelijen, komandan lapangan Abu Mohamed al Adnani berada di antara mereka yang tewas," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip kantor berita AFP pada Rabu (31/8/2016).
Klaim yang diungkap ke publik itu dikuatkan oleh pernyataan Amaq, kantor berita yang berafiliasi dengan ISIS, yang juga mengumumkan kematian sang kepala propaganda sekaligus ahli siasat ISIS. Adnanni dikatakan “mati syahid saat sedang survei operasi untuk mengusir operasi militer terhadap Aleppo” di Suriah Utara.
Rusia telah melancarkan serangan bomnya di Suriah untuk mendukung pemimpin Bashar al Assad sejak September, namun ini untuk pertama kalinya mereka mengklaim menewaskan seorang pemimpin tinggi ISIS. Kebetulan pula Adnani juga menjadi target pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Kepala Adnani dihargai $5 juta.
Adnani adalah salah satu pendiri ISIS yang lahir di Taha Subhi Falaha pada tahun 1977. Ia adalah salah satu pejuang yang berangkat ke Irak di tahun 2003 saat milier AS menginvasi negara yang kala itu dipimpin oleh Saddam Husein. Setelah mendirikan ISIS, giliran Adnani sendiri yang diburu oleh militer Irak, dan pada Januari lalu ia sempat dikabarkan terluka oleh serangan serangan udara di Irak bagian barat.
Sebagai propagandis ulung, Adnani adalah sosok di balik video pemenggalan kepala orang-orang yang ditangkap oleh milisi ISIS. Video tersebut beredar ke seluruh dunia lewat internet dan memicu reaksi banyak negara, terutama yang warganya menjadi korban pemenggalan. Namun propaganda tersebut juga sukses menjadi alat rekrut simpatisan ISIS dari banyak negara, sekaligus menginspirasi aksi teror di Paris, Brussels, hingga Dhaka.
Dalam beberapa bulan terakhir ISIS sedang kehilangan sejumlah teritori di Suriah maupun Irak. Kematian Adnani dinilai akan mengendurkan pertahanan ISIS. Prediksi ini dikuatkan oleh pendapat Javier Lesacca, peneliti di George Washington University's School of Media and Public Affairs, yang mengatakan bahwa Adnani adalah propagandis terbaik yang dimiliki ISIS.
“Dia memahami pentingnya strategi komunikasi dalam dunia terorisme. Adnani adalah sosok yang mentransformasi terorisme ke dalam strategi pemasaran digital,” kata Lesacca sebagaimana dikutip The WorldPost.
Seth G. Jones selaku pengamat terorisme di RAND Corporation mengatakan bahwa kematian sang propagandis memang berpengaruh terhadap kekuatan ISIS, namun di sisi lain kematian Adnani baginya hanyalah soal pergantian pejabat elite.
“Dalam kondisi yang terasing dari dunia luar, kematian Adnani merepresentasikan kematian pimpinan strategis sekaligus pemimpin operasional penting bagi ISIS—meskipun hanya satu orang. Namun menggantikan Adnani bukanlah persoalan yang rumit. ISIS akan menggantinya dengan milisi lain sebagaimana prosedur standar yang selama ini telah dilaksanakan,” kata Jones kepada The New York Times.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan