tirto.id - Dua duel sengit akan tersaji pada semifinal Piala Dunia U17 2019 yang bakal digelar mulai Jumat (15/11) dini hari WIB. Tuan rumah Brasil akan mendapatkan tantangan dari wakil Eropa, Perancis. Sementara itu, tim asal CONCACAF, Meksiko, berjumpa Belanda.
Piala Dunia U17 selama ini dikenal sebagai ajang bintang-bintang masa depan ditetaskan. Deretan sosok yang pernah mengilap di ajang ini salah satunya adalah Francesc Fàbregas (Spanyol). Bahkan sang gelandang meraih Sepatu Emas sekaligus Bola Emas di Piala Dunia U17 2003 di Finlandia.
Nama-nama lain yang tidak dapat diabaikan adalah Carlos Vela (Meksiko) sebagai pemegang Sepatu Emas Piala Dunia U17 2005 Peru, Toni Kroos (Jerman) peraih Bola Emas Piala Dunia U17 2007 Korea Selatan, dan yang terakhir adalah Phil Foden (Inggris) sang pemain terbaik Piala Dunia U17 2017 di India.
Kini, tersisa empat tim terbaik yang bakal memperebutkan tiket ke partai final Piala Dunia U17 2019 yang akan digelar pada Senin (18/11) mendatang. Tuan rumah Brasil dan wakil Eropa Perancis punya jalur yang sama, menyapu bersih lima kemenangan hingga babak perempat final lalu. Sementara, Meksiko dan Belanda sama-sama sukses memanfaatkan hak sebagai tim peringkat ketiga terbaik.
Perancis Tim Tersubur
Perancis dapat disebut sebagai salah satu tim terkuat di Piala Dunia U17 2019. Tim ini bukan cuma tak pernah seri apalagi tumbang sejak penyisihan grup. Les Bleuets adalah tim tersubur dengan raihan 17 gol, termasuk ketika menang impresif 6-1 atas Spanyol pada Selasa (12/11/2019).
Top skor Perancis memang Nathanaël Mbuku yang sudah membukukan empat gol. Namun Isaac Lihadji, winger asal Olympique de Marseille, tidak kalah mengilap. Di level klub, Lihadji sudah menjalani laga profesional pertamanya pada musim ini untuk OM ketika berhadapan dengan Dijon pada 24 September 2019 lalu.
Lihadji yang pada masa kecilnya nyaris bergabung dengan akademi La Masia Barcelona, adalah pencetak gol ke-2.200 dalam sejarah Piala Dunia U17. Hal ini dilakukannya dalam laga kontra Spanyol lalu.
Di samping itu, Lihadji hanyalah salah satu dari tiga pemain yang selalu diandalkan pelatih Jean-Claude Giuntini dalam starting XI selain kiper Melvin Zinga dan kapten Lucien Agoumé. Perannya dalam menyisir pertahanan kiri lawan bakal berdampak saat Perancis berjumpa sang tuan rumah, Brasil.
Brasil Sang Tuan Rumah
Seperti Perancis, Brasil tampil sempurna dalam lima laga beruntun. Namun koleksi gol mereka di babak sistem gugur, tidak secemerlang ketika di penyisihan grup. Brasil total mengemas 14 gol. Sosok tersubur di kubu Seleção adalah Kaio Jorge dan João Peglow, yang sama-sama sudah membobol gawang lawan tiga kali.
Brasil memiliki banyak bakat istimewa, termasuk Pedro Lucas, yang baru bersinar dalam laga kontra Italia pada Selasa (12/11). Gelandang bernomor punggung 19 tersebut awalnya bukan pilihan utama. Bahkan dia sempat terancam tak masuk dalam skuad Brasil di Piala Dunia U17 tahun ini, sebelum Reinier Jesus Carvalho, penyerang Flamengo, tidak diangkut.
Namun Pedro Lucas membuktikan pilihan pelatih Guilherme Dalla Déa mengangkutnya terbukti tepat. Sang gelandang mencetak dua asis dalam penampilan perdananya sebagai starter di Piala Dunia U17 2019 melawan Italia. Artinya, Pedro Lucas bisa menjadi opsi lain untuk Brasil saat berjumpa Perancis pada Jumat (15/11) mendatang.
Belanda Mengandalkan Ajax
Perjalanan Belanda ke semifinal bisa dikatakan sulit. Mereka sempat menjalani start buruk di Grup D dengan tumbang dari Jepang dan Senegal. Namun di laga terakhir babak grup, Oranje bangkit dengan menenggelamkan Amerika Serikat 4-0.
Berbekal status sebagai salah satu tim peringkat ketiga terbaik, Belanda kemudian tampil brilian dalam babak sistem gugur. Mereka menang 3-1 atas Nigeria di babak 16 besar, lalu menumpas perlawanan Paraguay 4-1 saat perempat final.
Sejarah Belanda selalu berkaitan erat dengan Ajax Amsterdam, kesebelasan terbaik mereka dalam menghasilkan pemain muda. Kali ini juga demikian. Tim yang diangkut ke Piala Dunia U17 2019 dihuni sembilan pemain Ajax. Salah satu yang paling cemerlang adalah Kenneth Taylor sang gelandang sekaligus kapten.
"Kenneth adalah kapten dan tangan kanan pelatih Peter van der Veen. Kesulitan berhenti ketika dia ada. Dia adalah sosok yang selalu mendorong kami maju, dan semua pemain mengikuti contoh darinya," kata rekan setim Taylor, Naci Ünüvar kepada FIFA.
Peran Taylor sebagai jembatan antara lini belakang dan depan Belanda demikian penting. Dalam laga kontra Paraguay, dia menyumbangkan satu asis untuk gol pembuka Ki-Jana Hoever. Selain itu, Taylor tangkas dalam merebut bola dan menghentikan serangan lawan di tengah lapangan.
Di lini depan, Belanda juga memiliki Sontje Hansen. Pemain yang juga berasal dari Ajax ini adalah top skor sementara di Piala Dunia U17 2019 dengan mengemas enam gol.
Meksiko Spesialis Babak Kedua
Meksiko, yang akan menjadi lawan Belanda di semifinal Piala Dunia U17 2019, bukan tim biasa. Di Piala Dunia U17 2005, Meksiko menghentikan perlawanan Oranje, juga di semifinal. Sejak saat itu, Belanda selalu gagal menembus babak empat besar, sampai sekarang.
Kini, Belanda bakal dituntut mampu menyelesaikan “dendam 14 tahun lampau”. Namun itu bukan pekerjaan mudah. Meksiko mirip dengan sang wakil Eropa dalam urusan terlambat panas di Piala Dunia U17. El Tri hanya menang sekali di penyisihan grup, dengan memukul Kepulauan Solomon 8-0, itu pun di laga pamungkas Grup F.
Setelah itu, Meksiko mengandaskan dua lawan asal Asia, yaitu Jepang dan Meksiko di babak gugur. Senjata andalan tim ini adalah Efraín Álvarez, gelandang asal Los Angeles Galaxy yang sudah mencetak tiga gol di turnamen kali ini.
Catatan penting lain untuk Meksiko adalah mereka mencetak sembilan dari 12 gol di Piala Dunia U17 2019 pada babak kedua. Artinya, Belanda tidak dapat bersantai sebelum 90 menit berakhir, bahkan jika pertandingan harus dilanjutkan ke perpanjangan waktu. El Tri punya kemampuan sewaktu-waktu membalikkan situasi.
Mengintip Calon Lawan di Piala Dunia U20 2021
Bagi penggemar sepakbola Indonesia, mengamati tim-tim yang berlaga di Piala Dunia U17 2019 ini menjadi semacam kebutuhan tersendiri. Apalagi alasannya kalau bukan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2021.
Bukan tidak mungkin, nama-nama yang muncul di turnamen ini bakal jadi lawan bagi Timnas Indonesia U20 pada dua tahun mendatang. Kalaupun tak menjadi lawan secara langsung, kehadiran mereka di bumi Nusantara juga patut ditunggu. Setidaknya dengan memerhatikan Piala Dunia U17 2019, kita jadi tahu siapa saja para pemain bintang yang akan berlaga di Indonesia dua tahun lagi.
Piala Dunia U20 2021 akan diisi oleh 24 tim. Selain tuan rumah Indonesia, akan ada empat wakil AFC (Asia) yang berasal dari semifinalis Piala Asia U19 2020.
Lawan-lawan lain adalah empat wakil CAF (Afrika) yang muncul dari Piala Afrika U20 2021, empat wakil CONCACAF (Amerika Utara, Tengah, dan Kepulauan Karibia) dari Piala CONCACAF U20 2020, empat wakil CONMEBOL (Amerika Selatan) dari Copa América U20 2021, dua wakil OFC (Oseania) dari OFC U19 Championship 2020, dan lima tim UEFA (Eropa) dari Piala Eropa U19 2020.
Seluruh pertandingan Piala Dunia U17 2019 dapat ditonton melalui live streaming Mola TV, dengan menggunakan perangkat Mola Polytron Streaming, Mola Polytron Smart TV, atau Mola Matrix. Selain itu, terdapat opsi menonton dari perangkat mobile dengan mengunduh aplikasi Mola TV di Play Store/App Store.
Editor: Advertorial