tirto.id - Target kegiatan hulu minyak dan gas bumi (migas) pada semester I 2016 meleset, jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan minat investor migas yang lesu akibat melemahnya perekonomian dunia dan penurunan harga komoditas tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Taslim Z. Yunus kepada pers di Bandung, Rabu (20/7/2016). “Dari tujuh rencana kegiatan utama hulu migas semua tak ada yang tercapai,” ujarnya.
Kegiatan utama hulu migas yang dimaksud adalah program survei seismik dari rencana 11 kegiatan, tapi hanya terealisasi dua kegiatan.
Program survei non seismik rencana sembilan kegiatan, tapi terealisasi lima kegiatan, program pemboran eksplorasi dari rencana 65 sumur tapi hanya terealisasi 21 sumur.
Demikian juga program re-entry sumur eksplorasi dari rencana dua kegiatan tapi belum ada yang realisasi.
Program pemboran sumur pengembangan dari rencana 245 sumur baru terealisasi 144 sumur, program kerja ulang dari rencana 1.286 kegiatan tapi terealisasi hanya 604 kegiatan. "Sementara program perawatan sumur dari rencana 39.956 kegiatan hanya terealisasi 16.822 kegiatan," katanya.
Demikian juga investasi hulu migas hingga kuartal I 2006, katanya, juga menunjukkan hasil kurang menggembirakan.
Dalam semester I 2016 investasi hulu migas untuk eksplorasi 367 juta dolar AS, pengembangan 845 juta dolar AS, produksi 3,92 miliar dolar AS, dan administrasi 521 juta dolar AS, sehingga total hanya 5,65 miliar dolar AS.
"Nilai investasi sebesar 5,65 miliar dolar AS itu masih kecil atau kurang dari 50 persen jika dibanding dari rencana 2016," katanya.
Meskipun produksi migas saat ini alami kelesuan tapi peluang industri itu ke depan masih prospektif, sehingga minat investor akan bergairah kembali.
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz