tirto.id - Purna sudah kiprah Steven Gerrard di lapangan hijau. Setelah 17 tahun bergumul di Liverpool, ditambah 18 purnama berikutnya dilewatkan di California bareng LA Galaxy, Stevie kini undur diri. Salah satu gelandang terbaik yang pernah dipunyai Inggris ini menyatakan pensiun pada 24 November 2016 lalu.
“Saya berhenti sebagai pesepakbola profesional. Namun, saya sungguh berbahagia dengan setiap hal yang saya rasakan selama ini. Saya telah menjalani karier yang luar biasa,” ucap Gerrard seperti dikutip dari Liverpool Echo.
Tak lupa, pemilik nama lengkap Steven George Gerrard yang kini telah berusia 36 tahun ini mengenang masa-masa indahnya selama menjadi bagian dari skuad Anfield, “Mimpi saya sejak kecil sudah terwujud, yakni memakai jersey merah, kostum Liverpool yang sangat membanggakan.”
Raja Tanpa Mahkota
Gerrard pernah menjadi raja di Anfield, juga di tim nasional Inggris, karena ia adalah mantan pemimpin Liverpool dan The Three Lions. Hanya saja, pria asli Merseyside ini ibarat raja tanpa mahkota, nihil juara Premier League selama membela The Reds.
Begitu pula nasib yang harus diterimanya di level antar-negara alias timnas. Inggris selalu gagal membawa pulang trofi Piala Dunia maupun Piala Eropa, termasuk ketika Gerrard selama 14 warsa berkubang di dalamnya.
Terakhir kali Liverpool menjuarai Liga Utama Inggris adalah musim 1989/1990 atau 8 tahun sebelum Gerrard hadir. Skuad Tiga Singa lebih parah lagi. Satu-satunya trofi mayor yang dikoleksi Inggris adalah jawara Piala Dunia 1966 yang digelar di rumah sendiri.
Beruntung, Gerrard sempat membawa Liverpool juara Liga Champions 2004/2005. Kala itu, 70.024 pasang mata di Ataturk Olympic Stadium Istanbul, Turki, plus jutaan orang dari berbagai belahan bumi yang menyaksikan lewat layar kaca, menjadi saksi bagaimana Gerrard memimpin kebangkitan armada merah dari Anfield.
Menantang raksasa Italia, AC Milan, pada 25 Mei 2005, The Reds sempat tertinggal oleh gol kilat Paolo Maldini dan dua gol Hernan Crespo. Tapi, asa Liverpool pantang kendur. Gerrard mengawali misi pembalasan melalui golnya di menit 54, dilanjutkan aksi Vladimir Smicer dan Xabi Alonso yang mencetak 2 gol hanya dalam tempo 4 menit berikutnya.
Rossoneri yang merasa kecolongan berupaya mengejar, tapi selalu gagal. Hingga tempo normal usai ditambah 2 kali 15 menit perpanjangan waktu, skor tetap 3-3. Hingga akhirnya, Liverpool secara ketat memenangkan laga lewat adu penalti. Skor 2-3 di babak tos-tosan memastikan Gerrard berhak mengangkat tahta juara Liga Champions.
"Saya sangat bangga turut membawa trofi bergengsi untuk Liverpool ke Anfield. Tidak ada yang lebih berkesan dari malam di Istanbul itu," kenang Gerrard.
Sayangnya, itulah satu-satunya gelar suprematif yang bisa dipersembahkan Gerrard untuk Liverpool, selain sejumlah trofi lain yang kelasnya kalah mentereng macam Piala FA, Piala Liga Inggris, Community Shield, dan Piala UEFA.
Anak Kandung Liverpool
Liverpool adalah klub pertama Gerrard dan satu-satunya di Eropa. Sejak usia 7 tahun, ia telah bergabung dengan akademi sepakbola klub kota pelabuhan tersebut. Selama 9 warsa menjadi siswa di The Reds junior, Gerrard akhirnya dipromosikan ke tim utama Liverpool pada musim 1998/1999.
Laga kontra Blackburn Rovers tanggal 29 November 1998 menjadi debutnya di Premier League. Manajer Gerard Houllier memasukkan Gerrard di menit-menit akhir untuk menggantikan bek kanan asal Norwegia, Vegard Heggem.
Kala itu, Liverpool diperkuat oleh para pemain terkenal seperti Robbie Fowler, Patrik Berger, David James, Steve McManaman, Paul Ince, Jamie Redknapp, hingga striker muda berbakat seangkatan Gerrard yang terlebih dulu mentas ke tim senior, Michael Owen.
Di musim perdananya, Gerrard tampil 12 pertandingan Premier League dan 1 laga Piala UEFA. Baru pada musim kedua, 1999/2000, ia mulai mendapatkan tempat reguler di skuad Houllier, dan di musim inilah Gerrard mencetak gol perdananya untuk Liverpool ketika menggilas Sheffield Wednesday dengan skor 4-1.
Sejak musim 2000/2001 hingga pergi dari Anfield pada akhir musim 2014/2015, posisi Gerrard di skuad utama The Reds seolah tak tergantikan. Total, selama 17 musim di Liverpool, ia telah tampil dalam 710 pertandingan dengan mengemas 186 gol dari semua ajang.
Catatan tersebut menempatkan Gerrard sebagai pemain ketiga yang paling banyak membela Liverpool sepanjang sejarah Si Merah di bawah Jamie Carragher yang berada di posisi kedua dengan 737 laga dan Ian Callaghan di urutan pertama dengan 857 laga.
Untuk urusan membobol gawang lawan, 186 gol Gerrard ada di jajaran 5 besar setelah Ian Rush (346 gol), Roger Hunt (286 gol), Gordon Hodgson (241 gol), dan Billy Liddell (228 gol) yang semuanya itu berposisi sebagai pemain depan yang memang bertugas mencetak gol.
Hebatnya, Gerrard adalah seorang gelandang dan menjadi pemain tengah paling produktif yang pernah dimiliki Liverpool sejak pertamakali didirikan pada 1892. Gelandang The Reds lainnya yang jumlah golnya paling mendekati Gerrard adalah John Barnes yang mengemas 108 gol dalam kurun waktu 1987-1997.
Di level timnas, Gerrard menjalani debut berbaju Trio Singa pada 31 Mei 2000 di pertandingan melawan Ukraina. Satu dekade berselang, Agustus 2010, ia ditunjuk sebagai kapten hingga pensiun dari timnas pada 21 Juli 2014. Kini, jabatan pemimpin tim nasional Inggris dilanjutkan oleh juniornya di Liverpool, Jordan Henderson.
"Saya merasa terhormat punya 114 caps bersama Inggris dan memperoleh kehormatan menjadi kapten negara saya. Saya akan selalu mengingatnya dengan kebanggaan besar,” tutur Gerrard.
Kembali ke Anfield?
Sejenak melanjutkan kiprah di Amerika Serikat bersama klub Major League Soccer (MLS), LA Galaxy, selama 18 bulan dengan mengoleksi 5 gol di 38 pertandingan, karier Gerrard sebagai pesepakbola akhirnya benar-benar pungkas. Lantas, mau ke mana Stevie setelah tidak merumput lagi?
Ia sempat ditawari untuk menduduki kursi manajer di MK Dons yang saat ini berkutat di kompetisi Divisi Tiga Liga Inggris. Namun, Gerrard menolaknya dengan halus. Kabar terbaru bahkan menyebutkan, ia berminat balik ke Anfield. Benarkah?
Dilaporkan oleh Telegraph.co.uk, dengan bantuan manajemen dan staf kepelatihan The Reds, Gerrard akan berusaha mendapatkan lisensi A dari UEFA agar bisa memulai karier barunya sebagai pelatih di Akademi Liverpool, tempat di mana ia bermula.
Gerrard sendiri sempat menyatakan bahwa suatu saat nanti, ia pasti akan pulang ke Anfield. "Saya tentunya punya impian dan keinginan untuk membantu klub atau manajer (Liverpool) dan terlibat lagi di ruang ganti. Tapi, saya masih punya banyak waktu,” tuturnya kepada BT Sport.
Ia pun berpeluang mengikuti jejak sejumlah rekan seangkatannya di Liverpool dulu yang kini telah menjadi pelatih, ada Sami Hyypia dan Markus Babbel di klub Swiss, FC Zurich dan FC Luzern, kemudian Harry Kewell di Watford U21, Igor Biscan di NK Rudes (Kroasia), bahkan Robbie Fowler yang kini membesut klub Thailand, Muangthong United.
Lantas, apa respon manajer The Reds saat ini, Juergen Klopp, apabila Gerrard ingin kembali ke Anfield?
"Kami akan selalu membuka pintu untuknya. Saya percaya, ia pasti ingin kembali, dan sebagai apapun yang ia kehendaki di klub ini, kami akan selalu ada untuknya,” demikian kata Klopp.
Nah, tunggu apa lagi, Stevie? Ingin langsung pulang atau masih berhasrat berpetualang?
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Zen RS