tirto.id - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menilai pasar modal di Indonesia bakal menghadapi sejumlah tantangan pada 2018. Di tingkat internasional, Tito melihat persaingan antar sejumlah negara dalam mencari modal akan relatif sengit.
“Bagaimana Arab Saudi mulai bergerak, bagaimana Cina mulai membuka diri, bagaimana Filipina berkembang, Vietnam bahkan siap-siap membuka diri. Ini sangat menantang,” ujar Tito di kantornya pada Kamis (28/12/2017).
Cina memang dikabarkan bakal membuka pasar saham seri A di Shanghai dan Beijing. Dengan demikian, akan muncul potensi pengurangan bobot dari MSCI (Morgan Stanley Capital International). Adapun indeks MSCI merupakan salah satu tolak ukur bagi investor asing maupun manajer investasi untuk menempatkan dananya di pasar saham suatu negara.
Sentimen akibat pelepasan saham oleh perusahaan minyak dan gas asal Arab Saudi, yakni Saudi Aramco, pun dinilai oleh Tito bisa memberi pengaruh ke pasar modal di Indonesia.
Di sisi lain, meskipun telah memperoleh peringkat BBB dengan proyeksi stabil dari lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings belum lama ini, namun Indonesia masih harus menunggu penilaian dari lembaga pemeringkat besar lainnya, yakni Standard & Poor’s (S&P).
Sementara itu, tantangan pada level domestik diprediksi muncul dari sejumlah agenda yang akan berlangsung pada 2018. Di antaranya seperti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, Asian Games, Pertemuan IMF-World Bank, maupun segala persiapan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
“Sebenarnya politik tidak pernah memengaruhi (bursa). Tapi penarikan dana sekaligus dari (terkait dengan) 171 Pilkada (2018), pembayaran pajak di bulan Maret (2018), Asian Games, persiapan Pilpres, itu menjadi pertanyaan. Karenanya bagaimana bursa tetap bisa mempunyai perusahaan-perusahaan tercatat yang punya hasil baik,” jelas Tito.
Lebih lanjut, Tito berpendapat kembalinya dana yang ditarik itu ke perbankan secara cepat bakal berdampak terhadap perbaikan kondisi pasar modal.
“Saya lihat tantangan cukup besar di 2018. Karena banyak hal yang kita tidak pernah punya pengalaman, pada kejadian di tahun depan,” kata Tito.
Kendati demikian, Tito mengaku tetap optimistis dengan kondisi pasar modal pada 2018. Tito meyakini agenda politik bakal berjalan secara kondusif dan tidak mengganggu aktivitas di pasar modal.
Apalagi, sejumlah anak perusahaan BUMN akan mencatatkan sahamnya di BEI. Tito juga mencatat bahwa setidaknya ada 35 perusahaan yang termasuk perusahaan rintisan (startup) dan perusahaan besar yang bakal melantai di bursa pada 2018.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Addi M Idhom