tirto.id - Vinyl record atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan sebutan piringan hitam adalah benda berupa berbentuk bulat pipih yang punya fungsi untuk menyimpan rekaman musik.
Sebelum ada teknologi digital seperti saat ini, vinyl adalah media audio yang cukup populer sejak kehadirannya pada era 1900-an.
Suara perkaman pada vinyl masih menggunakan teknik analog. Adapun cara kerja vinyl agar mengeluarkan suara adalah dengan memasangkannya pada sebuah alat bernama phonograph.
Saat ini, vinyl sudah menjadi barang klasik dan acap kali dimiliki oleh pecinta musik atau kolektor barang antik.
Sejarah Vinyl Record
Vinyl pertama kali diluncurkan secara komersial pada 1930 oleh sebuah korporat label rekaman RCA Victor, demikian informasinya dikutip dari laman The Vinyl Revivers.
Awalnya, vinyl ditemukan sebagai format rekaman pada kecepatan putaran 33 1/3 rpm dan diproduksi dalam bentuk cakram plastik fleksibel berukuran diameter 12 inci.
Sayangnya, usaha tersebut gagal secara komersial karena adanya keragu-raguan konsumen akibat tragedi Great Depression atau penurunan ekonomi secara global.
Kendati demikian, perusahaan label musik lain yakni Columbia Records terus mengembangkan teknologi vinyl.
Pada 1948, mereka memperkenalkan rekaman Long Play (LP) berukuran 12 inci dengan kecepatan putaran 33 1/3 rpm yang memiliki groove mikro.
Sebagai pencipta pertama, RCA Victor tentu tak mau kalah hingga terjadi persaingan sengit dengan Columbia Records.
Persaingan dua perusahaan besar tersebut mengarah pada pengenalan format rekaman lain oleh RCA yang bersaing dengan LP, yaitu Extended Play (EP) berukuran 7 inci dengan kecepatan putaran 45 rpm.
Periode antara tahun 1948 hingga 1950 dijuluki "Perang Kecepatan" karena dominasi kedua format tersebut saling bersaing.
Setelah periode perang dingin pada 1948 hingga 1950, format LP berukuran 12 inci dengan kecepatan putaran 33 1/3 rpm akhirnya menjadi format utama untuk album, sementara rekaman berukuran 7 inci menjadi format pilihan untuk singel.
Cara Merawat Vinyl Record agar Tetap Awet
Berikut ini sejumlah cara merawat vinyl agar koleksi Anda tetap awet dan tahan lama.
1. Bersihkan vinyl secara dengan benar
Laman Gear Patrol mengimbau agar selalu menggunakan sikat anti-statis serat karbon untuk membersihkan vinyl secara kering.
Sikat ini aman digunakan pada alur rekaman untuk menghilangkan debu dan partikel lain yang diketahui dapat mempengaruhi kualitas suara pada vinyl.
Letakkan vinyl di meja putar dan tempatkan sikat dengan ringan di atasnya. Setelah beberapa detik, angkat sikat dengan hati-hati dari vinyl.
Idealnya, bersihkan vinyl dengan sikat ini sebelum dan setelah menggunakan vinyl.
2. Membersihkan vinyl secara basah
Membersihkan vinyl secara basah menggunakan cairan pembersih khusus dan kain serat mikro.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan debu, kotoran, dan sidik jari dari vinyl secara menyeluruh. Meskipun metode ini membutuhkan waktu lebih lama, hasilnya lebih bersih.
Untuk membersihkan secara basah, semprotkan larutan pembersih pada vinyl, biarkan meresap selama beberapa detik, lalu keringkan vinyl dengan menggunakan kain mikrofiber dan ikuti lekukan vinyl.
3. Jaga vinyl tetap dingin dan kering
Vinyl adalah bahan plastik, oleh karena itu, penting untuk menjaganya tetap dingin dan kering.
Simpan koleksi vinyl dalam iklim yang sejuk, gelap, dan kering. Vinyl bisa bengkok atau rusak sampai tidak dapat diputar bila ruangan penyimpanannya terlalu panas atau lembap,
4. Simpan vinyl secara tegak seperti buku
Jangan menumpuk vinyl satu sama lain sebab hal itu juga dapat membuat vinyl bengkok atau rusak.
Bobot yang diberikan oleh setiap vinyl dapat memberikan tekanan yang tidak perlu, yang dapat menyebabkan retak atau bengkok.
Menumpuknya juga tidak baik untuk sampul album sehingga simpanlah vinyl secara tegak seperti buku.
5. Jangan menyentuh permukaan vinyl
Hindari menyentuh permukaan vinyl secara langsung. Semua informasi musik terletak dalam alurnya, dan sentuhan tangan atau benda lain dapat mempengaruhi pemutaran vinyl.
Untuk kualitas suara yang terbaik, pegang vinyl hanya dengan menyentuh tepi luar atau label dalamnya.
Dikutip dari Cambridge Audio, Anda dapat menggunakan jenis selongsong bagian dalam yang terbuat dari kertas, poli (polipropilena), atau kertas dengan lapisan poli.
Selongsong dari kertas memang lebih ekonomis dan biasanya disertakan saat Anda membeli vinyl pertama kali, tapi kelemahannya adalah dapat menyebabkan goresan dan mudah robek.
Sementara itu, bahan poli lebih tahan lama tapi juga lebih mahal. Tidak banyak kekurangan dari bahan satu ini.
Adapun bahan kertas dengan lapisan poli adalah kombinasi dari dua jenis selongsong sebelumnya. Risiko goresan dan debu yang lebih sedikit tampak terlihat dalam penggunaan bahan ini dibandingkan bahan kertas saja.
6. Bersihkan dengan lem kayu
Selain pembersihan kering dan basah, penggunaan lem kayu merupakan metode kuno yang dipakai untuk membersihkan vinyl.
Hal ini dikarenakan adanya kesamaan kimia dengan bahan rekaman, lem kayu tidak akan melekat pada permukaan vinyl, tetapi akan menempel pada segala sesuatu yang menghalangi kebersihannya.
Cukup oleskan lem kayu, biarkan mengering, dan kemudian kupas. Sebaiknya coba terlebih dahulu pada vinyl lama sebelum mengaplikasikannya pada seluruh koleksi vinyl.
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Dhita Koesno