tirto.id - Teori Yunan selama ini kerap diyakini sebagai sejarah asal-usul orang Indonesia. Namun, ada penelitian terbaru yang menunjukkan versi berbeda. Hasil riset ini mengungkapkan kemungkinan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Afrika. Benarkah?
Penelitian yang dilakukan Herawati Sudoyo, periset Eijkman Institute, membuka kemungkinan baru bahwa genetika orang Indonesia merupakan hasil dari campuran gen manusia modern (Homo Sapiens) yang datang bergelombang dari Afrika.
Dalam publikasinya yang diunggah The Conversation Indonesia pada Oktober 2018 lalu, Herawati mengungkapkan bahwa sejarah manusia Indonesia sudah bermula sejak 72.000 tahun silam. Kala itu, sekelompok Homo Sapiens dari Afrika berkelana ke bagian selatan semenanjung Arab dan terus menuju ke timur sampai India.
Herawati menelusuri migrasi ini melalui DNA. “Ada tiga penanda genetik yang dapat digunakan untuk mempelajari migrasi manusia,” tulisnya.
Pertama yakni kromosom Y atau kromosom yang menurunkan sifat ayah ke anak. Kedua, DNA mitokondria, diturunkan ibu kepada anaknya. Ketiga, DNA yang diturunkan secara parental dari kedua orangtua.
Selanjutnya, para peneliti genom manusia mengelompokkan manusia ke dalam ke dalam populasi genetik dan menyebutnya haplogroup. “Lebih dari 3700 individu dari dari 35 etnis diuji DNA mitokondria-nya, hampir 3000 juga diuji untuk kromosom Y,” tulis Herawati.
Hasilnya menunjukkan bahwa di Indonesia bagian barat, sebagian besar dihuni oleh penutur bahasa Austronesia yang menunjukkan haplogroup M, F, Y2, dan B. Sedangkan untuk bagian timur Indonesia menunjukkan hasil Q dan P yang notabene adalah penutur non-Austronesia.
Sekitar 5000 tahun lalu, kelompok manusia Afrika ini sampai di Kepulauan Nusantara. “Pada waktu itu Paparan Sunda atau Sundaland, yang sekarang adalah Kalimantan, Sumatera, Semenanjung Malaya, dan Jawa masih bersatu. Keturunan kelompok ini terus mengembara hingga ke Australia,” sebut Herawati.
Bukti yang menunjukkan itu bisa dilihat di gua-gua di Maros, Sulawesi Selatan, yang di dalamnya tercetak lukisan-lukisan prasejarah yang diperkirakan berusia sekitar 40.000 tahun lampau.
Gelombang berikutnya datang dari Asia Darat (kini wilayah Vietnam) sekira 30.000 tahun lalu. Selanjutnya, sekira 5.000-6.000 tahun lalu, migrasi dari penutur berbahasa Austronesia sampai di Kepulauan Nusantara.
Dan yang terakhir, ungkap Herawati, adalah penyebaran agama Hindu di Nusantara serta berdirinya kerajaan-kerajaan yang terpengaruh gaya India pada abad ke-3 hingga ke-13 Masehi.
Editor: Iswara N Raditya