Menuju konten utama

Sejarah May Day: Apa yang Berhasil Diperjuangkan Para Buruh?

Sejarah Hari Buruh atau May Day 2021 dan kisah keberhasilan para pekerja mengubah jam kerja menjadi 8 jam. 

Sejarah May Day: Apa yang Berhasil Diperjuangkan Para Buruh?
Sejumlah buruh dari berbagai serikat buruh melakukan aksi pada saat peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di kawasan Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta, Rabu (1/5/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.

tirto.id - Peringatan Hari Buruh di Indonesia jatuh pada hari Sabtu, 1 Mei 2021 nanti. Dalam sejarahnya, Hari Buruh atau May Day memiliki perjalanan panjang, ia juga turut mengubah peradaban dunia, terlebih mengenai kesejahteraan dan jam kerja para buruh.

May Day adalah hari memperingati sejarah perjuangan para pekerja dan gerakan buruh yang dibanyak negara diperingati setiap 1 Mei. Sementara di Amerika Serikat dan Kanada, peringatan serupa justru terjadi pada hari Senin pertama di bulan September, demikian tulis laman Britannica.

Semua itu bermula pada tahun 1889, di saat federasi internasional kelompok sosialis dan serikat buruh menetapkan 1 Mei sebagai hari untuk mendukung pekerja dalam memperingati kerusuhan Haymarket di Chicago (1886).

Lima tahun setelah itu, Presiden AS Gover Cleveland menandatangani undang-undang untuk menjadikan Hari Buruh, Senin pertama September sebagai hari libur resmi AS untuk menghormati pekerja. Tak lama setelahnya, Kanada pun ikut dengan aturan itu.

Sementara di Eropa, Hari Buruh diperingati setiap tanggal 1 Mei, tapi dalam sejarahnya, perayaan itu dikaitkan dengan festival pagan pedesaan yang kemudian digantikan oleh asosiasi modern dengan gerakan buruh.

Dalam Uni Soviet, para pemimpin percaya kalau itu akan menggerakkan pekerja di Eropa dan Amerika Serikat untuk bersatu melawan kapitalisme. Maka daripada itu, May Day menjadi hari libur yang signifikan di Uni Soviet dan di negara-negara blok Timur.

Bahkan, mereka menggelar parade di lapangan Moskow yang dipimpin oleh pejabat tinggi pemerintah dan Partai Komunis. Mereka merayakan hari pekerja dan menampilkan kekuatan militer Soviet.

Menurut laman History, saat ini, May Day sudah menjadi hari libur resmi di 66 negara dan dirayakan secara tidak resmi di banyak negara lain. Tetapi ironisnya, May Day justru jarang dikenali di negara tempat asalnya, Amerika Serikat.

Sebab, menurut History, usai insiden "Pemogokan Pullman" tahun 1894, Presiden Grover Cleveland secara resmi memindahkan perayaan Hari Buruh AS ke hari Senin pertama di bulan September. Ia sengaja memutuskan hubungan dengan perayaan pekerja internasional karena khawatir hal itu akan membangun dukungan untuk komunisme dan gerakan lainnya.

Sejarah Hari Buruh Internasional

Hubungan May Day dan hak buruh dimulai di Amerika Serikat. Selama abad ke-19, tepatnya di masa puncak Revolusi Industri, ribuan pria, wanita dan anak-anak meninggal setiap tahun karena kondisi kerja yang buruk dan jam kerja yang panjang.

Untuk mengakhiri kondisi yang tidak manusiawi itu, Federasi Perdagangan Terorganisir dan Serikat Buruh--kemudian berubah Federasi Buruh Amerika, atau AFL--mengadakan konvensi di Chicago pada tahun 1884. FOTLU menuntut delapan jam kerja untuk para buruh.

Pada tanggal 1 Mei 1886, lebih dari 300 ribu pekerja dari 13.000 perusahaan keluar dari pekerjaan mereka. Hari-hari berikutnya, ada lebih banyak lagi pekerja yang bergabung dan jumlah pemogokan bertambah menjadi hampir 100 ribu orang.

Secara keseluruhan, protes itu berlangsung damai. Namun, pada 3 Mei, polisi Chicago dan pekerja mulai bentrok. Besoknya, para pekerja merencanakan unjuk rasa di Haymarket untuk memprotes pembunuhan dan korban luka yang dialami buruh oleh polisi.

Orasi dari seorang aktivis bernama August Spies mereda tatkala sekelompok petugas datang membubarkan kerumunan. Saat polisi maju, seorang tak dikenal melemparkan bom ke barisan mereka sehingga menyebabkan kekacauan. Insiden itu menyebabkan 7 polisi dan 8 warga sipil meninggal.

Kejadian yang disebut Haymarket Affair itu turut memicu gelombang represi nasional. Pada Agustus 1886, delapan pria yang dicap anarkis dihukum dalam persidangan meskipun tidak ada bukti kuat kalau mereka yang melakukan pengeboman.

Akhirnya, tujuh dari terpidana itu menerima hukuman mati dan satu orangnya lagi dihukum 15 tahun penjara. Pada akhirnya, empat pria digantung, satu bunuh diri dan tiga lainnya diampuni enam tahun kemudian.

Berapa tahun setelah itu, koalisi sosialis dan partai buruh yang beru terbentuk di Eropa menyerukan demonstrasi untuk menghormati mereka yang dituduh melakukan pengeboman itu sembari menyebutnya "Martir Haymarket". Pada tahun 1890, lebih dari 300 ribu orang melakukan protes pada rapat umum May Day di London.

Akhirnya, sejarah hari buruh 1 Mei dianut oleh banyak pemerintah di seluruh dunia bahkan menetapkannya sebagai hari libur nasional, tidak hanya negara yang memiliki pengaruh sosialis atau komunis.

Yang Berhasil Diperjuangkan Buruh

Sebelum adanya gerakan buruh, tepatnya tepatnya di masa puncak Revolusi Industri, ribuan pria, wanita dan anak-anak meninggal setiap tahun karena kondisi kerja yang buruk dan jam kerja yang panjang.

Maka daripada itu, seperti dikutip History, apa yang diperjuangkan para buruh pada akhirnya sangat memiliki dampak yang luar biasa untuk melindungi kepentingan bersama para pekerja. Berikut adalah perubahannya:

1. Upah yang lebih baik:

2. Jam kerja yang wajar;

3. Kondisi kerja yang lebih aman;

4. Menghentikan pekerja anak;

5. Memberikan tunjangan kesehatan;

6. Memberikan bantuan kepada pekerja yang terluka;

7. Jaminan pensiun.

Baca juga artikel terkait HARI BURUH 2021 atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya