Menuju konten utama

Sejarah Lato-Lato dan Negara yang Melarangnya karena Berbahaya

Negara mana saja yang melarang lato-lato karena berbahaya?

Sejarah Lato-Lato dan Negara yang Melarangnya karena Berbahaya
Pedagang menata mainan latto-latto yang dijual di Kawasan Gamalama, Kota Ternate, Maluku Utara, Sabtu (31/12/2022). ANTARA FOTO/Andri Saputra/YU/nym.

tirto.id - Bunyi lato-lato kini akrab di telinga orang Indonesia. Jika Anda berada di sekitaran anak kecil, bisa dipastikan Anda akan mendengar suara "klak klak klak" yang khas. Lato-lato pernah eksis pada tahun 1990-an, kini kembali viral.

Dengan viralnya permainan ini, orang tua tentu perlu memberikan perhatian lebih pada anak-anak yang memainkannya. Sebab, lato-lato juga memiliki risiko, layaknya semua permainan anak pada umumnya.

Tahukah Anda, ternyata lato-lato adalah permainan yang dilarang di beberapa negara karena berbahaya dan menimbulkan korban luka.

Berikut ini sejarah lato-lato dan negara yang melarangnya.

Sejarah Lato-Lato

Menurut catatan QZ dan Al-Monitor, lato-lato yang secara internasional disebut clackers ini pertama kali mendunia pada tahun 1960-an. Ketika itu, hampir semua orang memiliki lato-lato dan sangat menggilai dua bola ini.

Pada awal tahun 70-an, ratusan pembuat mainan telah menjual jutaan clackers di seluruh dunia. Clackers memiliki desain yang mirip dengan boleadoras, senjata pilihan untuk gaucho (koboi Argentina) untuk menangkap guanaco (hewan yang terlihat seperti llama).

Mainan ini bisa terbuat dari kayu atau logam. Namun, yang terbuat dari plastik akrilik keras, dapat pecah saat terkena benturan dan menjadi pecahan seperti peluru.

Karena permainan ini sangat disukai, beberapa negara bahkan mengadakan lomba lato-lato. Perlombaan ini tercatat dalam artikel New York Times pada 1971, tahun di mana pertama kalinya digelar lomba lato-lato tingkat dunia.

Kejuaraan dunia pertama lato-lato diadakan di desa Calcinatello, dekat kota industri utara Brescia, Italia. Kontes menarik penggemar dari seluruh negeri seperti Belanda, Prancis, Belgia, Swiss, dan Inggris.

Setelah kompetisi yang menegangkan dan memekakkan telinga, Gualtiero Panegalli, seorang pemulih furnitur berusia 19 tahun, menjadi juara lato-lato dunia pertama.

Tidak ada piala atau medali untuk para pemenang, tetapi hadiahnya termasuk claret lokal, salami, domba hidup, ayam, keju, dan sekeranjang buah.

Negara yang Melarang Lato-Lato

1. Amerika Serikat

Pada tahun-tahun terkenalnya permainan ini, AS melalui lembaga Food and Drug Administration (FDA) mengeluarkan peringatan kepada orang tua bahwa beberapa lato-lato yang diproduksi dengan buruk mungkin akan pecah.

FDA juga mengusulkan larangan clackers kecuali jika memenuhi standar tentang ketahanan pecah. Juru bicara FDA mengatakan bahwa perintah penarikan lato-lato akan segera dikeluarkan. Banyak pabrikan yang kemudian secara sukarela memenuhi standar yang diajukan.

2. Inggris

Clackers adalah permainan yang telah dilarang selama bertahun-tahun di Inggris. Mainan ini pernah mematahkan pergelangan tangan seorang anak di sekolah dasar Inggris pada tahun tujuh puluhan

Dua bola plastik yang diikatkan pada seutas tali ini juga punya potensi meledak pecah berkeping-keping dan saat itulah permainan ini bisa mematahkan pergelangan tangan.

3. Mesir

Sedikit berbeda dengan negara lain yang mengatasnamakan keamanan, pelarangan clackers di Mesir juga berkaitan dengan namanya, Sisi's Ball atau bola Sisi, istilah yang mengarah pada testis Presiden Abdel Fattah al-Sisi.

Pemerintah sangat marah dengan hal tersebut. Akibatnya, pada 2017, ada 1.403 mainan lato-lato disita dan 41 pemilik toko mainan ditangkap. Mesir kemudian juga melarang permainan ini karena keamanannya.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya