tirto.id - Hari Gastronomi Berkelanjutan atau Suistanable Gastronomy Day merupakan sebuah peringatan untuk merayakan keahlian memasak yang dianggap sebagai ekspresi budaya. Setiap tahunnya, perayaan ini diperingati pada tanggal 18 Juni di seluruh dunia.
Dilansir dari laman NutriGastro, gastronomi adalah ilmu yang mempelajari tentang budaya dan makanan, dengan fokus khusus pada masakan gourmet. Istilah tersebut mencakup beberapa aspek seperti teknik memasak, ilmu makanan, fakta gizi, dan penerapan rasa pada makanan.
Namun menurut laman Unwto, ternyata gastronomi lebih dari sekadar makanan atau kuliner, namun juga mencerminkan budaya, warisan, tradisi, dan rasa kebersamaan dari berbagai masyarakat. Bahkan, gastronomi dapat digunakan untuk mengenalkan suatu budaya kepada orang lain dan dapat mendekatkan seseorang dengan sebuah tradisi.
Wisata kuliner juga dapat melindungi warisan budaya dari kepunahan. Selain itu, sektor ini dapat membantu menciptakan lowongan pekerjaan, terutama di daerah pedesaan.
Sementara itu, menurut United Nations gastronomi dikenal sebagai kesenian makanan. Hal ini juga bisa merujuk kepada gaya memasak di suatu daerah. Dengan kata lain, gastronomi kerap mengacu pada makanan dan masakan lokal.
Keberlanjutan merupakan gagasan bahwa suatu hal (seperti pertanian, perikanan, atau persiapan makanan) jika tidak diambil secara berlebihan, maka kita tetap bisa menikmatinya di masa mendatang sehingga alam dan kesehatan manusia tetap terjaga.
Oleh sebab itu, gastronomi berkelanjutan memperhatikan beberapa hal seperti ketika memasak harus memperhitungkan dari mana bahan masakan yang digunakan, bagaimana bahan tersebut ditanam, serta bagaimana makanan tersebut menjadi sebuah santapan lezat yang siap disajikan.
Sejarah Hari Gastronomi Berkelanjutan
Peringatan Hari Gastronomi Berkelanjutan ditetapkan oleh Majelis Umum PBB yang mengadopsi resolusi A/ RES/ 71/ 246 pada 21 Desember 2016. Keputusan tersebut dilakukan untuk merayakan keahlian memasak sebagai ekspresi budaya yang terkait dengan keanekaragaman alam dan budaya dunia.
Gastronomi berkelanjutan dapat berperan karena berkaitan dengan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Suistainable Development Goals). Hal ini mempromosikan pembangunan pertanian, ketahanan pangan, nutrisi, produksi pangan berkelanjutan, dan konservasi keanekaragaman hayati.
Organisasi Pendidikan, ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), dan Majelis Umum PBB bekerja sama dengan negara-negara anggota, organisasi-organisasi PBB, dan badan-badan internasional maupun regional, serta masyarakat sipil untuk memperingati Hari Gastronomi Berkelanjutan dalam meningkatkan kesadaran publik akan kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan.
Mengutip kembali dari United Nation, berikut merupakan inisiatif UNESCO:
1. Meluncurkan UNESCO Creative Cities Network yang dibuat pada tahun 2004 untuk berbagi praktik terbaik dan mengembangkan kemitraan di 7 bidang kreatif. Pada tahun 2021, 36 kota telah ditetapkan sebagai Kota Kreatif Gastronomi.
2. Mempromosikan energi bersih untuk restoran lokal seperti menggunakan gas dan listrik daripada batu bara serta menggunakan gas alam daripada karbon.
3. Meningkatkan kesadaran publik tentang gastronomi berkelanjutan melalui saluran TV yang membahas makanan, acara gastronomi, serta melalui pameran budaya makanan yang ditujukan untuk industri makanan dan petani.
Adapun FAO, organisasi mempromosikan diet budaya hijau yang tidak hanya sehat, tetapi berkelanjutan serta menyarankan kepada negara-negara yang telah memiliki pedoman diet harus mulai mempertimbangkan proses memasukkan keberlanjutan ke dalamnya.
Penulis: Yunita Dewi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari