Menuju konten utama

Sejarah HAM dan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia 10 Desember 2021

Sejarah Hak Asasi Manusia dan Hari HAM 10 Desember, serta fakta-fakta soal perjuangan penegakan HAM di dunia.

Sejarah HAM dan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia 10 Desember 2021
Markas Besar PBB di New York City. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Sejarah Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang diperingati setiap 10 Desember dimotivasi oleh perjuangan menegakkan HAM untuk setiap orang yang sudah sejak lama berlangsung di dunia.

Dari catatan sejarah yang dilansir humanrights.gov.au, pada 1760 SM Raja Hammurabi dari Babilonia menyusun 'Kode Hammurabi', dokumen hukum awal yang menjanjikan keadilan di Kerajaan dan mempromosikan hak rakyat'.

Di India, Buddha Gautama (528 SM - 486 SM) menganjurkan moralitas, penghormatan terhadap kehidupan, tanpa kekerasan dan perilaku yang benar untuk dijalankan setiap orang.

Kondisi ini juga dilakukan di Cina pada 500 SM melalui Ajaran Konfusianisme yang berkembang berdasarkan 'jen' atau kebajikan dan rasa hormat kepada orang lain. Tak hanya Cina, penerapan hak manusia juga dikembangkan Kekaisaran Romawi, dengan konsep hukum kodrat dan hak-hak warga negara (27 SM - 476 M).

Sejarah HAM: Semua Sama di Mata Hukum

Konsep hak asasi mengenai keadilan yang sama di mata hukum juga mulai dijalankan pada 1215. Raja John dari Inggris dipaksa oleh tuannya untuk menandatangani Magna Carta, mengakui bahwa setiap orang berhak untuk diadili apabila melakukan kesalahan, dan raja tak kebal hukum. Ia juga menyatakan bahwa pajak tidak dapat diminta tanpa terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari 'dunia'.

Hugo Grotius (1583 - 1645) ahli hukum Belanda dianggap sebagai pencetus lahirnya hukum internasional, berbicara tentang persaudaraan umat manusia dan perlunya memperlakukan semua orang dengan adil.

Pada 1689, Parlemen Inggris mengadopsi Bill of Rights yang membatasi kekuasaan raja. Juga kebebasan untuk rakyat dari penyiksaan dan dari hukuman tanpa pengadilan. RUU tersebut menyatakan bahwa adalah tugas pemerintah untuk mewakili rakyat dan hak-haknya.

Pada 1776, Deklarasi Kemerdekaan AS menyatakan bahwa 'semua orang diciptakan sama'. Tak hanya di Amerika Serikat, gerakan ini juga mulai menyebar di Prancis.

Di Eropa tahun 1789, Majelis Nasional Perancis mengadopsi Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara, yang menjamin hak atas kebebasan, persamaan, properti, keamanan, dan perlawanan terhadap penindasan. Pada tahun 1833, Parlemen Inggris menghapus perbudakan melalui Slavery Abolition Act.

Sejarah Hak Asasi Manusia dan Munculnya HAM di Era Modern

Pidato Kenegaraan Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt tahun 1941 dianggap menjadi tonggak perwujudan HAM di era modern. Saat dia memimpin, praktik perbudakan merajalela, dan orang kulit hitam dianggap sebagai masyarakat paling rendah.

Dalam pidatonya, Roosevelt menyebutkan beberapa bagian mendasar dari hak setiap orang, yaitu kebebasan berbicara dan beragama dan kebebasan dari keinginan dan ketakutan, diwartakan hrlibrary.umn.edu.

Keinginan kuat untuk mewujudkan HAM untuk setiap orang makin kuat setelah Perang Dunia II. Seruan untuk melindungi warga datang dari berbagai negara di dunia. Mereka meminta pihak yang melakukan kekerasan dan kekejaman harus dihukum. Suara-suara ini memainkan peran penting dalam pertemuan San Francisco yang menyusun Piagam PBB pada tahun 1945.

Situs resmi PBB menjelaskan, Hari HAM berawal usai dan berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa. Negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa berjanji untuk mempromosikan penghormatan terhadap hak asasi semua orang.

PBB berjanji untuk memberikan penghormatan tertinggi terhadap HAM. Untuk mencapai tujuan ini, PBB membentuk Komisi Hak Asasi Manusia dan menyusun dokumen yang menjelaskan arti dari hak-hak dasar dan kebebasan yang dicanangkan dalam Piagam.

Pada 10 Desember 1948, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) diadopsi oleh 56 anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hasil pemungutan suara bulat, meskipun delapan negara memilih untuk abstain.

Hasilnya, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR) yang dirayakan sebagai Hari HAM. Pengakuan atas martabat yang melekat dan hak pada setiap manusia adalah dasar dari kebebasan, keadilan, dan perdamaian di dunia.

Pengaruh UDHR sangat besar. Prinsip-prinsipnya telah dimasukkan ke dalam konstitusi di lebih dari 185 negara anggota PBB.

Hari Hak Asasi Manusia dimulai pada tahun 1950, setelah Majelis mengeluarkan resolusi 423 (V) yang mengundang semua Negara dan organisasi yang berkepentingan. Hasilnya, menjadikan 10 Desember setiap tahun sebagai Hari Hak Asasi Manusia.

Dalam dokumen yang ditandatangani dijelaskan negara-negara di dunia 'tidak akan pernah membiarkan kekejaman seperti itu terjadi lagi', menjadi tonggak dalam sejarah hak asasi manusia'.

Dokumen ini juga menjadi catatan referensi umum untuk bangsa dan negara. Tujuannya memberikan dasar-dasar kebebasan, keadilan dan perdamaian dengan mempromosikan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan setiap orang

Sejak disahkan, Hari HAM membuat langkah besar pertama dalam memastikan bahwa hak-hak setiap manusia di seluruh dunia dilindungi. Dari kebutuhan yang paling dasar seperti, pangan, papan, dan air, hingga akses informasi bebas.

Beberapa fakta unik soal Hari HAM

- Konsep hak asasi manusia telah muncul sekitar 2.500 tahun yang lalu di Irak. Saat itu, disebutkan Raja Cyrus Agung membebaskan budak, menegakkan persamaan ras dan hak untuk memilih agama.

- Pada 1215 M, sekelompok baron memaksa Raja John untuk menandatangani Magna Carta, yang menetapkan hak-hak tertentu yang bahkan tidak dapat dilanggar oleh raja.

- Penyanyi legendaris Frank Sinatra adalah aktivis besar dalam gerakan hak-hak sipil, menolak untuk menginap di hotel yang tidak mengizinkan “orang kulit hitam”. Dia menggunakan ikatan mafia untuk membantu mendapatkan serikat pekerja di belakang John F. Kennedy karena dia tahu mereka memiliki pendapat yang sama tentang persamaan hak.

- Pada tahun 1993, Nelson Mandela dan F.W. de Klerk memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian untuk kerja keras mereka memperjuangkan HAM di Afrika Selatan dan mengakhiri apartheid secara damai.

- Pada 2011, PBB menyatakan akses internet sebagai hak asasi manusia, diwartakan weforum.

- Ada lebih dari 300.000 tentara anak-anak dalam konflik di seluruh dunia.

- Melansir dari uhchr, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia adalah dokumen yang paling banyak diterjemahkan di dunia, tersedia dalam 400 bahasa.

- Terdapat 121 juta anak dan remaja di dunia yang tidak memiliki kesempatan untuk bersekolah, atau terpaksa putus sekolah.

- Selama 2015 saja, hukuman mati telah dihapuskan di empat negara.

- Kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan adalah pelanggaran hak asasi manusia yang paling banyak terjadi di dunia saat. Tercatat 603 juta perempuan tinggal di negara-negara di mana kekerasan dalam rumah tangga belum dianggap sebagai kejahatan.

Hari Hak Asasi Manusia Sedunia 10 Desember 2021

Hari HAM Sedunia diperingati setiap tanggal 10 Desember. Kisah penetapan Hari HAM 10 Desember diawali dengan diadopsinya Deklarasi Hak Asasi Manusia diadopsi dalam Majelis Umum PBB di tahun 1948. Dua tahun kemudian, majelis mengeluarkan resolusi untuk mengadopsi bahwa setiap 10 Desember diperingati sebagai Hari Hak Asasi Manusia.

Tujuan dari Deklarasi HAM yaitu untuk menetapkan standar hidup bersama bagi semua orang di seluruh belahan dunia yang menjadi hak setiap individu. Dan, pada gilirannya, deklarasi mendorong semua negara anggota PBB agar bersama-sama berjuang menuju standar hidup yang dimaksud dalam deklarasi bagi rakyat di lingkungan mereka.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi krisis HAM di masa Covid-19 yaitu:

  • Mengakhiri segala bentuk diskriminasi. Diskriminasi struktural dan rasisme menyebabkan krisis HAM di masa Covid-19. Perlu mengakhirinya agar krisis tidak berlanjut setelah selesainya pandemi.
  • Mengatasi ketidaksetaraan: Ketimpangan berkembangan di masa pandemi ini. Perlu adanya dorongan dan kontrak sosial untuk memajukan serta melindungi hak ekonomi, sosial, dan budaya dalam “kebiasaan hidup baru” (new normal).
  • Mendorong partisipasi dan solidaritas. Baik individu, masyarakat, komunitas, hingga pemerintah harus berperan untuk menyuarakan pemulihan pembangunan dunia pasca-Covid-19. Tujuannya agar generasi sekarang dan masa depan menjadi lebih baik.
  • Mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Semua orang memerlukan pembangunan berkelanjutan demi kebaikan manusia dan seisi bumi. HAM, Agenda 2020, dan Paris Agreement menjadi landasan pemulihan yang menyertakan peran semua orang.

Baca juga artikel terkait HARI HAK ASASI MANUSIA atau tulisan lainnya dari Desika Pemita

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Desika Pemita
Penulis: Desika Pemita
Editor: Yantina Debora
Penyelaras: Yulaika Ramadhani