Menuju konten utama
Kegiatan Cap Go Meh 2023

Sejarah Acara Cap Go Meh di Singkawang: Tradisi Tatung

Mengenal tradisi Tatung di perayaan Cap Go Meh Singkawang 2023. Simak sejarah Cap Go Meh dan festival Tatung.

Sejarah Acara Cap Go Meh di Singkawang: Tradisi Tatung
Tatung Singkawang mengikuti karnaval perayaan Cap Go Meh. ANTARA FOTO/Risky Andrianto

tirto.id - Kota Singkawang, Kalimantan Barat, menjadi salah satu daerah yang rutin mengadakan acara besar dalam rangka perayaan Cap Go Meh. Salah satunya adalah melalui tradisi Tatung atau disebut juga atraksi Louya.

Cap Go Meh bisa dibilang merupakan perayaan penutup Tahun Baru Imlek. Sesuai terjemahan dialek Hokkian, yang mengartikan cap go 'lima belas', peringatan ini bertepatan pada hari ke-15 bulan pertama penanggalan Imlek.

Cap Go Meh dirayakan sebagai bentuk ungkapan syukur pada Tuhan karena berkah dan rezeki yang dilimpahkan pada tahun sebelumnya. Di sisi lain, perayaan tersebut juga dimanfaatkan sebagai wujud doa agar semua harapan di tahun berikutnya bisa dicapai.

Setiap daerah memiliki kekhasannya masing-masing dalam menyemarakkan Cap Go Meh. Contohnya, ada yang melakukan syukuran, mengarak Barongsai, menggantung lampion, sampai menyajikan kesenian rakyat. Di Kota Singkawang, Cap Go Meh disemarakkan dengan atraksi Barongsai, Ular Naga, Choi Lam Shin (Keranjang Jelangkung), dan tradisi Tatung alias Louya.

Sejarah Singkat Cap Go Meh

Dilansir laman resmi Kementerian Pendidikan, perayaan Cap Go Meh bermula dari banyaknya etnis Tionghoa dari Cina Selatan yang bermigrasi ke Kalimantan Barat. Pada 1772, imigran Tionghoa tersebut mulai berkembang ke wilayah Monterado, Kalimantan Barat.

Suatu ketika, terjadi wabah penyakit di perkampungan Tionghoa yang ada di wilayah tersebut. Lalu, ada seseorang yang berobat ke tabib tradisional. Lantas, berkat saran dari tabib tersebut, warga mengadakan ritual tolak bala atau disebut juga Ta Ciau.

Ritual tersebut diadakan pada hari ke-15 bulan pertama penanggalan Imlek. Manfaat dari Ta Ciau itu dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat Tionghoa di Kalimantan Barat sehingga wabah penyakit bisa teratasi.

Berkat kepercayaan itulah akhirnya ritual tolak bala dijadikan sebagai tradisi turun-temurun hingga saat ini. Perlahan, acara tersebut dipadukan dengan perayaan penutupan Imlek, yang diberi nama Cap Go Meh.

Apa Itu Tradisi Tatung dan Cara Melakukannya

Tradisi Tatung menjadi salah satu yang dinantikan saat perayaan Cap Go Meh di Kota Singkawang.

Tatung alias Louya adalah media ritual Cap Go Meh untuk menangkal roh jahat, nasib buruk, dan kejahatan yang ada di kota dan vihara. Atraksi Tatung dipenuhi dengan unsur mistik dan cenderung menenangkan karena seringkali menimbulkan peristiwa kesurupan.

Tidak semua orang bisa menjadi Tatung. Hanya orang khusus yang dianggap sebagai kepercayaan Dewa-Dewi atau Datuk saja, yang boleh berperan menjadi tokoh utama perayaan tersebut.

Orang terpilih inilah yang nantinya akan dirasuki oleh roh baik, melalui bantuan seorang pendeta. Di festival itu, pendeta akan memasukkan roh dari orang yang sudah meninggal.

Menurut kepercayaan orang Tionghoa yang ikut dalam ritual ini, roh baik yang dimasukkan ke Tatung dipercaya dahulunya merupakan pahlawan legenda China seperti panglima perang, hakim, orang suci, dan sebagainya.

Jika roh baik ini sudah hadir di tengah masyarakat dalam upacara Tatung, roh jahat dapat ditangkal. Harapannya, roh jahat tidak bisa lagi mengganggu keharmonisan hidup dalam masyarakat.

Namun, sebelum dimasuki oleh roh, orang terpilih yang memerankan Tatung harus memenuhi syarat dari pendeta. Mereka harus berpuasa tiga hari sebelum ritual dimulai. Tujuan puasa untuk memastikan orang-orang tersebut dalam keadaan suci.

Di hari acara, Tatung akan diarak di jalan dan menunjukkan kesaktiannya. Orang terpilih yang telah dimasuki roh leluhur tersebut akan melakukan atraksi seperti menusuk pipi, kebal senjata tajam, hingga aksi mengupas kelapa menggunakan gigi.

Perayaan Imlek, khususnya festival Tatung, sempat dilarang dipertontonkan pada era Orde Baru. Namun, memasuki era reformasi, tepatnya ketika Gus Dur memimpin, perayaan Tionghoa tersebut kembali diizinkan.

Mengutip Antara News, tradisi Tatung di Kota Singkawang untuk merayakan Cap Go Meh 2023 akan dilangsungkan pada Minggu, 5 Februari. Panitia setempat telah menyiapkan 680 orang untuk memerankan Tatung pada Festival Cap Meh.

Baca juga artikel terkait CAP GO MEH 2023 atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Fadli Nasrudin