tirto.id - Malaysia pada Kamis (1/9/2016) telah melaporkan kasus Zika pertama, yakni seorang wanita asal Klang, Selangor, yang teruji positif mengidap penyakit itu satu minggu setelah kembali dari Singapura. Dua hari setelahnya, pihak berwenang kembali mengungkap kasus penularan Zika yang menimpa seorang pria berusia 61 tahun di kota Kinabalu, Malaysia.
Hari ini, Rabu (7/9/2016), Kementerian Kesehatan Malaysia memastikan kasus penularan virus Zika yang pertama kalinya menyerang wanita hamil. Korban merupakan perempuan berusia 27 tahun yang tinggal di Johor Baru dekat Singapura.
“Wanita itu mengandung tiga sampai empat bulan, tinggal di kota Johor Bahru, dekat Singapura, yang dilaporkan telah ada 275 penderita,” ungkap Menteri Kesehatan Subramaniam Sathasivan, sebagaimana yang dilansir Antara.
Dalam jumpa pers di Putrajaya, ibu kota pemerintahan Malaysia, Subramaniam menjelaskan bahwa suami korban yang bekerja di Singapura juga menunjukkan sejumlah gejala Zika dan menjalani pemeriksaan. Namun, ia belum dapat memastikan muasal penjangkitan virus yang menyerang wanita hamil itu yakni dari suaminya atau penularan setempat.
Berdasarkan penilitian, penularan Zika pada wanita hamil dapat menyebabkan mikrosepalus: cacat lahir berupa ukuran kecil kepala dan otak, disertai dengan sejumlah kecacatan lain di otak. Meskipun mikrosepalus biasanya terlacak saat akhir atau tiga bulan awal kehamilan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mencatat bahwa temuan itu dapat diketahui sesegera mungkin saat 18-20 minggu pertama kehamilan.
Hubungan antara Zika dengan mikrosepalus pertama kali terungkap pada musim gugur lalu di Brazil, yang sejak saat itu telah tercatat sejumlah 1.800 kasus Zika. Sementara itu, infeksi Zika terhadap orang dewasa juga dikaitkan dengan sindrom syaraf yang jarang ditemui, yang disebut dengan Guillain-Barre, begitu pula dengan kecacatan syaraf lainnya.
Subramaniam mengatakan bahwa Malaysia diperkirakan akan mengalami kasus lebih banyak di Johor Bahru karena kedekatannya dengan Singapura. Sekitar 200.000 orang warga Malaysia pulang-pergi dari Johor ke kota-negara tersebut.
Mendapati terjadinya kasus pertama Zika yang menjangkiti negaranya, Kementerian Kesehatan Malaysia segara memberlakukan sejumlah langkah pengendalian berupa penghancuran lokasi perkembangbiakan nyamuk, pemusnahan larva, dan pengasapan.
Kepada warga Malaysia yang mengemudi dari dan ke Singapura, Subramaniam mengimbau untuk menyemprotkan anti-nyamuk dalam kendaraan mereka guna mencegah terbawanya nyamuk masuk ke dalam Malaysia.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari