Menuju konten utama

Satu Orang Tewas dalam Penembakan Kedubes Israel di Yordania

Polisi menyebutkan, dua orang Yordania yang bekerja di sebuah perusahaan furnitur, telah memasuki kompleks kedutaan Israel sebelum penembakan terjadi.

Satu Orang Tewas dalam Penembakan Kedubes Israel di Yordania
Aparat keamanan Israel menahan pria Palestina setelah terjadi bentrokan di luar Kota tua Yerusalem, Jumat (21/7). ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Awad

tirto.id - Insiden penembakan terjadi di sebuah bangunan dalam kompleks kedutaan besar Israel di ibu kota Yordania, Amman, Minggu (23/7/2017) waktu setempat. Peristiwa ini mengakibatkan seorang warga Yordania terbunuh dan dua orang lainnya, satu warga lokal dan seorang dari Israel, terluka.

Kedua orang Yordania tersebut, yang bekerja di sebuah perusahaan furnitur, telah memasuki kompleks kedutaan sebelum penembakan terjadi, kata polisi dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.

Polisi itu menambahkan bahwa dua orang yang terluka telah dilarikan ke rumah sakit.

Israel telah memberlakukan larangan melaporkan insiden itu dan tidak memberikan komentar publik.

Kekerasan terhadap orang-orang Israel jarang terjadi di Yordania, sebuah negara berpengamanan ketat yang juga sekutu regional Amerika Serikat.

Namun ketegangan meningkat di antara kedua negara tersebut menyusul tindakan Israel memasang detektor logam di titik masuk ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem setelah dua polisi Israel ditembak mati oleh tiga orang bersenjata Arab-Israel pada hari Jumat (21/7/2017) di dekat lokasi tersebut.

Langkah-langkah keamanan baru telah memicu serentetan berdarah Israeli-Palestina selama bertahun-tahun. Pemerintah telah menyerukan pemindahan detektor logam dan ribuan orang Yordania telah memprotes tindakan Israel tersebut.

Dalam pernyataan mereka, polisi Yordania mengatakan bahwa setelah serangan tersebut mereka telah menutup kedutaan yang sangat dilindungi itu dan mengerahkan puluhan pasukan anti-terorisme.

Pemeriksaan awal menyebutkan bahwa kedua orang Yordania tersebut memasuki kompleks kedutaan sebagai pekerja.

Sebagai informasi, banyak di antara 7 juta warga Yordania berasal dari Palestina. Mereka atau orang tua atau kakek nenek mereka diusir atau melarikan diri ke Yordania dalam pertempuran yang menyertai pembentukan Israel pada tahun 1948.

Israel sebelumnya telah memberikan jaminan berulang kali bahwa mereka memahami kekhawatiran Yordania dan tidak berusaha mengubah status quo di tempat-tempat suci umat Islam di Yerusalem, demikian yang dilansir Antara.

Sebelumnya, kericuhan yang terjadi antara jamaah Palestina dan polisi Israel kembali terjadi di luar kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur. Bentrokan itu pecah setelah jamaah menunaikan salat pada Sabtu malam (22/7/2017) waktu setempat.

Siaran langsung dari Lions Gate di Kota Tua, dekat kompleks itu, menunjukkan para pengunjuk rasa berteriak, "Dengan jiwa kami, dengan darah kami, kami akan menebusmu Al-Aqsa."

Dalam tayangan itu juga terlihat sekelompok polisi tengah memukuli dan menendangi seorang pengunjuk rasa di tanah.

Liga Arab menyebut Israel "bermain api" dengan menerapkan langkah keamanan baru di situs suci Yerusalem yang sangat sensitif.

"Yerusalem tidak dapat diganggu gugat," kata kepala Liga Arab Ahmed Abul Gheit dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa "negara Arab atau umat Islam tidak akan menerima pelanggaran" terhadap situs-situs suci di kota tersebut.

Baca juga artikel terkait KONFLIK ISRAEL PALESTINA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari