tirto.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyampaikan bahwa NU sangat kehilangan sosok KH Hasyim Muzadi yang telah berpulang di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur pada Kamis (16/3/2017), tepatnya pada pukul 06.15 WIB. Said Aqil juga menyebut Hasyim adalah sosok menjadi panutan serta teladan bagi banyak orang.
"Nahdliyyin [warga NU] sangat kehilangan salah satu tokoh terbaiknya, KH Ahmad Hasyim Muzadi, yang berpulang pada pagi ini," kata Said Aqil di Jakarta, Kamis (16/3).
Lebih lanjut Said Aqil mengatakan bahwa Kiai Hasyim Muzadi banyak memberikan dedikasi yang sangat luar biasa untuk Nahdlatul Ulama.
Ia mengatakan bahwa Hasyim adalah tokoh NU yang mendedikasikan hidupnya untuk NU sejak dari tingkat ranting hingga Pengurus Besar yang kematangan organisasi, pengabdian sekaligus kepemimpinannya tidak diragukan lagi.
"Saya menyaksikan sendiri bagaimana kiprah dan dedikasi beliau ketika mengayomi umat, mendampingi warga nahdliyyin dan mengurus Nahdlatul Ulama," kata dia dikutip dari Antara.
Said Aqil menceritakan, selama 10 tahun dirinya mendampingi Hasyim yang ketika itu masih menjadi ketua umum PBNU. Ia juga mengaku sering diberi tugas untuk mewakili Hasyim, khususnya di negara-negara Timur Tengah.
Menurutnya, tugas Hasyim yang meneruskan kepemimpinan NU dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bukanlah hal yang mudah, namun hal itu dapat dilaluinya dan dijalankan dengan baik.
"Pergaulan beliau sangat luas dan luwes. Kiai Hasyim bukan hanya milik nahdliyyin, namun juga aset bangsa ini, bahkan dunia. Ulama dari berbagai negara mengenal baik Kiai Hasyim karena diplomasinya membawa misi NU," kata dia.
Bagi Said Aqil, Hasyim tidak sekadar sosok pemimpin, tapi juga sahabat yang baik. Sampai sekarang ia masih ingat betul teladan, gagasan, dan tindakan Kiai Hasyim saat masih menjadi Ketua Umum PBNU.
"Ingatan itu masih terasa jelas, betapa hubungan dengan beliau tidak sekedar interaksi organisasi, namun persahabatan yang tulus dan pengabdian ikhlas untuk negeri ini," kata Said Aqil.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto