Menuju konten utama

Saham Wall Street Turun Setelah Trump Pidato

Pergerakan saham-saham di Wall Street berakhir lebih rendah pada Kamis atau Jumat pagi (13/1/2017), dengan Nasdaq menghentikan kenaikan beruntun tujuh hari, karena investor terus mencerna pernyataan-pernyataan Presiden AS terpilih Donald Trump.

Saham Wall Street Turun Setelah Trump Pidato
Ilustrasi Wall Street. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Pergerakan saham-saham di Wall Street berakhir lebih rendah pada Kamis atau Jumat pagi (13/1/2017), dengan Nasdaq menghentikan kenaikan beruntun tujuh hari, karena investor terus mencerna pernyataan-pernyataan Presiden AS terpilih Donald Trump.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 63,28 poin atau 0,32 persen menjadi ditutup pada 19.891,00 poin. Sementara itu, indeks S&P 500 kehilangan 4,88 poin atau 0,21 persen menjadi berakhir di 2.270,44 poin, dan indeks komposit Nasdaq turun 16,16 poin atau 0,29 persen menjadi 5.547,49 poin, seperti dikutip Antara.

Para investor terus mencerna komentar-komentar Trump. Trump mengadakan konferensi pers pertamanya sejak pemilihan pada Rabu (11/1/2017), dan para analis mengharapkan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perdagangan, rencana pajak dan stimulus fiskal dari pemerintahan baru. Namun, konferensi berakhir tanpa memberikan rincian mengenai kebijakan tersebut.

Saham-saham kesehatan dan bioteknologi jatuh pada Kamis setelah Trump mengkritik industri farmasi. Trump mengatakan industri obat "melakukan sesuatu yang sangat buruk" dengan memberlakukan harga obat sangat mahal," dan menyerukan "prosedur penawaran baru," menurut Wall Street Journal.

Pasar juga menunggu dimulainya musim laporan laba emiten kuartal keempat akhir pekan ini, ketika beberapa raksasa keuangan melaporkan angka-angka mereka.

Para pedagang mengikuti secara cermat kurva dari sektor keuangan, yang telah membukukan reli tajam sejak hari pemilihan presiden AS.

Data terbaru dari Thomson Reuters menunjukkan bahwa laba gabungan perusahaan-perusahaan S&P 500 pada kuartal keempat 2016 diperkirakan naik 5,7 persen secara tahun ke tahun (YoY), sementara pendapatannya diperkirakan meningkat 4,4 persen.

Di sisi ekonomi, dalam pekan yang berakhir 7 Januari 2017, angka pendahuluan untuk klaim awal pengangguran yang disesuaikan secara musiman mencapai 247.000, meningkat 10.000 dari level direvisi minggu sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan, Kamis (12/1/2017).

Rata-rata pergerakan 4-minggu mencapai 256.500, turun 1.750 dari rata-rata direvisi minggu sebelumnya.

Dalam laporan terpisah, Departemen mengumumkan bahwa harga impor AS naik 0,4 persen pada Desember, setelah penurunan 0,2 persen bulan sebelumnya, sementara harga ekspor naik pada Desember, meningkat 0,3 persen menyusul penurunan 0,1 persen di November.

Kurs Dolar Juga Melemah Setelah Pidato Trump

Kurs dolar Amerika Serikat juga terus melemah terhadap sebagian besar mata uang utama pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah konferensi pers Trump gagal memberikan katalis segar.

Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengadakan konferensi pers pertamanya sejak pemilihan, Rabu (11/1/2017), dan investor mengharapkan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perdagangan, rencana pajak dan stimulus fiskal dari pemerintahan baru.

Namun, konferensi pers berakhir tanpa memberikan rincian tentang kebijakan-kebijakan tersebut.

Para analis mengatakan beberapa investor berusaha untuk mengurangi posisi jangka panjang dolar mereka, jika realitasnya kedatangan pemerintahan Trump gagal memenuhi harapan.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,56 persen menjadi 101,210 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0638 dolar dari 1,0601 dolar, dan pound Inggris turun tipis menjadi 1,2169 dolar dari 1,2232 dolar. Dolar Australia naik menjadi 0,7504 dolar dari 0,7453 dolar.

Dolar dibeli 114,27 yen Jepang, lebih rendah dari 115,07 yen di sesi sebelumnya. Dolar jatuh ke 1,0093 franc Swiss dari 1,0124 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,3126 dolar Kanada dari 1,3168 dolar Kanada.

Baca juga artikel terkait NASDAQ atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri