tirto.id -
Analis pasar modal menilai demo penolakan terhadap taksi berbasis dalam jaringan (online) membuat harga saham PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) dan PT Blue Bird Tbk (BIRD) rawan terkena aksi spekulasi.
"Spekulasi pada kedua saham itu cukup tinggi dibandingkan hari sebelumnya," kata analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe di Jakarta, Selasa, (22/3/2016).
Ia mengatakan bahwa pergerakan harga saham kedua perusahaan publik itu yang berada di area positif diproyeksikan hanya sesaat sehingga dapat memberi risiko bagi pemegang sahamnya.
"Bisnis transportasi kedua emiten itu relatif kurang positif ke depannya menyusul munculnya bisnis angkutan transportasi berbasis online, situasi itu dapat memberikan risiko bagi investor," kata Kiswoyo.
Terpantau pada pukul 14.30 WIB harga saham TAXI bergerak menguat sebesar 2,15 persen menjadi Rp 238 per lembar saham, di tengah aksi demo penolakan terhadap taksi berbasis online oleh pengemudi taksi. Sementara itu, saham BIRD melemah 1,17 persen menjadi Rp 6.325 per lembar saham setelah sempat naik pada sesi awal perdagangan.
Pada kesempatan terpisah, terkait aksi demo supir-supir taksi, Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono dalam keterangan resmi menyampaikan bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab terhadap aksi demo tersebut.
"Aksi itu adalah aspirasi murni pengemudi yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat se-Jabodetabek," kata Adrianto.
Disampaikan juga, perusahaan mengimbau pengemudi untuk tidak ikut berdemo dan beroperasi seperti biasa serta menghindari depan kantor Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Perhubungan, Istana Presiden, dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat. (ANT)