Menuju konten utama

Saat Nyepi, Salat Gerhana tanpa Pengeras Suara

Persiapan Hari Raya Nyepi, melibatkan tidak hanya umat Hindu tetapi juga umat non- Hindu di Bali, mengingat Nyepi tahun ini akan jatuh bertepatan dengan pelaksanaan Salat Gerhana Matahari Total.

Saat Nyepi, Salat Gerhana tanpa Pengeras Suara
Sejumlah pemangku memercikkan tirta wening saat upacara Melasti. ANTARA FOTO/Didik Suhartono

tirto.id - Persiapan Hari Raya Nyepi pada hari Rabu, (9/3/2016), melibatkan tidak hanya umat Hindu tetapi juga umat non- Hindu di Bali, mengingat Nyepi tahun ini akan jatuh bertepatan dengan pelaksanaan Salat Gerhana Matahari Total (GMT).

Pada saat GMT, umat Muslim di Indonesia termasuk di Bali akan melaksanakan ibadah Salat GMT mulai pukul 07.30 hingga pukul 09.00 waktu setempat. Hal ini membuat perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Bali bergerak secara aktif untuk melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait khususnya pimpinan majelis-majelis agama dan aparat keamanan.

Dampaknya, para pemimpin majelis-majelis agama tersebut mengeluarkan seruan bersama lintas agama sebagai hasil dari rapat di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali tanggal 15 Februari 2016 lalu.

"Mereka yang salat wajib mengenakan busana khas ibadah dan berjalan kaki dari rumah ke masjid terdekat serta tidak menggunakan pengeras suara," kata Drs Haji Saefudin, Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Denpasar Bali, di Denpasar, Jumat, (4/3/2016), seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Keputusan ini kemudian akan disosialisasikan di akar rumput, khususnya dengan melibatkan pecalang. Pecalang merupakan organisasi keamanan tradisional di Bali yang berada di bawah lembaga Desa Adat dan beranggotakan penduduk-penduduk di lingkup desa adat tersebut.

Selanjutnya, para pecalang ini akan bertanggungjawab mengawal dan menjaga pelaksanan ibadah Salat GMT yang dilakukan oleh umat Muslim setempat.

Baca juga artikel terkait BALI atau tulisan lainnya

Reporter: Putu Agung Nara Indra