tirto.id - Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki jenis rumah adat yang unik bernama rumah baloy. Rumah adat ini lahir dari kebudayaan masyarakat suku Tidung yang tinggal di Kota Tarakan.
Suku Tidung sendiri merupakan suku asli di pulau Kalimantan dan Malaysia. Nama suku Tidung diambil dari bekas kerajaan yang pernah memimpin wilayah Kalimantan Utara bernama Kerajaan Tidung.
Rumah baloy tentu berbeda dengan rumah adat lain yang ada di Indonesia. Hal ini karena ciri khas suatu rumah adat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk letak geografis hingga sistem kepercayaan masyarakat setempat.
Salah satu rumah baloy yang masih dilestarikan saat ini adalah Baloy Adat Tidung Mayo yang ada di Kota Tarakan. Menurut Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kalatara, Baloy Adat Tidung Mayo kini menjadi tujuan wisata unggulan di Kota Tarakan.
Setiap minggu, rutin diselenggarakan pertunjukkan di Baloy Adat Tidung Mayo berupa tarian khas suku Tidung untuk menarik para wisatawan.
Ciri Khas Arsitektur Rumah Adat Baloy Kalimantan Utara
Melansir RRI, meskipun rumah baloy adalah milik masyarakat suku Tidung, bentuk bangunanya dikembangkan dari arsitektur rumah suku Dayak di Kalimantan Barat, yaitu rumah panjang.
Rumah baloy termasuk jenis rumah panggung dengan badan rumah ditopang oleh tiang-tiang kayu yang tinggi. Menurut Intania Poerwaningtias dan Nindya K.Suwarto dalam Rumah Adat Nusantara (2017) bentuk rumah adat panggung merupakan yang paling umum di Indonesia.
Hal ini sesuai dengan kondisi alam di Indonesia yang rawan banjir dan banyak binatang buas. Oleh karena itu, tidak sedikit daerah yang memiliki rumah adat dalam bentuk panggung.
Struktur rumah baloy dibangun dengan bahan dasar kayu ulin. Kayu yang banyak tumbuh di pulau Kalimantan ini dinilai sebagai kayu yang kokoh dan tahan terhadap air.
Pembangunan rumah baloy selalu memiliki ciri khusus, yaitu selalu menghadap ke utara dengan pintu utama menghadap ke selatan. Badan rumah dibuat membentang lebar.
Bagian dan Fungsi Rumah Adat Baloy Kalimantan Utara
Rumah adat baloy umumnya digunakan sebagai tempat tinggal pemuka adat dan tempat bermusyawarah. Menurut Kiki Ratnaning Arimbi dalam Berselancar Ke-34 Rumah Adat, Yuk! (2017) menyebutkan bahwa rumah baloy memiliki empat ruang utama yang disebut ambir.
Keempat ambir memiliki fungsi yang berbeda-beda, sebagai berikut:
- Ambir kiri atau alad kait, yaitu ruangan untuk menerima tamu dan pengaduan dari masyarakat;
- Ambir tengah atau lamin bantong, yaitu ruangan yang digunakan pemuka adat untuk melaksanakan sidang atau memutuskan perkara;
- Ambir kanan atau ulad kemagot, yaitu area yang digunakan untuk beristirahat dan berkumpul;
- Lamin dalom, yaitu ruangan yang digunakan kepala adat untuk tidur dan meletakkan singgasana.
Keunikan Rumah Adat Baloy Kalimantan Utara
Tidak seperti rumah adat lainnya, rumah baloy dibangun dengan sebuah kolam atau telaga. Kolam biasanya dibangun di belakang rumah dengan berdiri sebuah bangunan di tengah-tengahnya.
Menurut Arimbi, bangunan di tengah-tengah kolam tersebut bernama lubung kilong dan lubung intamu. Lubung kilong adalah bangunan khusus yang ditunjukkan untuk menampilkan kesenian suku Tidung, contohnya tarian jepen.
Sementara, lubung intamu digunakan sebagai tempat pertemuan, musyawarah, dan tempat melaksanakan acara adat seperti pelantikan pemangku adat.