Menuju konten utama

Ruang Tunggu Stasiun Pasar Senen Sepi dari Calon Penumpang

Ruang tunggu Stasiun Pasar Senen terlihat tidak terlalu besar. Paling tidak bisa menampung sekitar 50-70 penumpang di kursi-kursi yang telah disediakan.

Ruang Tunggu Stasiun Pasar Senen Sepi dari Calon Penumpang
Calon pemudik menunggu keberangkatan kereta di depan pintu masuk pemberangkatan Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (13/6). tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Calon penumpang kereta api di Stasiun Pasar Senen lebih memilih untuk menunggu di selasar pintu keberangkatan dan di halaman stasiun daripada di ruang tunggu yang telah disediakan.

"Kalau di sini ndak was-was, Mas. Takut ngantre masuknya panjang terus ketinggalan," kata Rina (45), salah satu calon penumpang di Stasiun Pasar Senen kepada Tirto, Selasa (20/6/2017).

Rina bersama suami dan dua anaknya berencana pulang ke Surabaya, Jawa Timur menggunakan kereta Kertajaya Tambahan yang akan berangkat pukul 08.45 WIB pagi.

Dirinya mengaku sudah sejak pukul 07.30 WIB di Stasiun Pasar Senen atau satu jam sebelum keberangkatan. "Baru lima belas menit lalu di sini, Mas. Tadi dari rumah jam enam pagian lah. Dari Tegal Rotan," katanya menjelaskan.

Berbeda dengan Rina, Yanto calon penumpang KA Serayu jurusan Purwokerto mengaku lebih memilih menunggu di halaman stasiun agar bisa merokok.

"Kalau di ruang tunggu enggak bisa merokok," katanya di Stasiun Pasar Senen kepada Tirto, Selasa.

Dari pantauan Tirto di lokasi, area merokok memang hanya diperbolehkan di sekitar parkiran mobil. Sementara itu, di ruang tunggu bagian selatan tidak ada.

Ruang tunggu tersebut memang tidak terlalu besar. Paling tidak bisa menampung sekitar 50-70 penumpang di kursi-kursi yang telah disediakan.

"Itu ruang tunggunya kecil. Kalau penuh jadi panas. AC-nya enggak berasa. Mending di sini," kata Yanto.

Di dalam kedua ruang tunggu tersebut pun tidak semua penumpang memilih untuk duduk di kursi yang telah disediakan. Kebanyakan dari mereka memilih untuk duduk di lantai atau menggelar kardus dan tikar.

"Begini bisa tidur-tiduran. Anake juga gak rewel," kata Yayuk (34) calon penumpang asal Kramat yang hendak menuju Surabaya.

Yayuk sendiri mudik bersama dengan suami dan tiga orang anaknya. Salah satu dari anaknya pun masih dalam masa ASI. Saat Tirto mewawancarainya, ia sedang menyusui anaknya.

Saat ditanya kenapa dirinya tak menggunakan ruang laktasi yang tersedia di ruang tunggu tersebut, Yayuk hanya mengaku takut kehilangan barang dan lebih nyaman menyusui anaknya sambil berbaring di lantai.

Perlu diketahui, dari pantauan Tirto sejak pukul 06.30 WIB pagi calon penumpang sudah memadati stasiun Pasar Senen. Semakin siang, jumlah mereka pun semakin bertambah.

Melalui penuturan Humas Stasiun Pasar Senen, Yoga, diketahui jumlah penumpang di Stasiun Pasar Senen hari ini sebanyak 25.891 orang atau lebih banyak dari hari sebelumnya (19/6/2017) yang sebanyak 25.275 orang.

Sementara itu, Kepala Stasiun Pasar Senen Dedi memprediksi kepadatan penumpang mudik dimulai pada H-4 Lebaran atau pada 21 Juni 2017 besok.

"Prediksi jumlah penumpang terbanyak mulai tanggal 21. Kita ada tambahan 1 KA premium ke Semarang," kata Dedi di Stasiun Pasar Senen, Selasa.

Meski begitu, Dedi menuturkan kepadatan penumpang telah dimulai sejak tanggal 15 Juni lalu atau H-10 Lebaran. Menurutnya, sejak tanggal itu pihaknya telah memberangkatkan lebih kurang 150.00 pemudik.

"Artinya keberangkatan rata-rata 25.000 penumpang," katanya mengungkapkan.

Untuk mengantisipasi kepadatan tersebut, Dedi mengaku pihaknya telah menyiapkan 9 kereta tambahan setiap harinya. Termasuk 15 rangkaian gerbong untuk kereta Kertajaya jurusan Surabaya dan Tawang Jaya jurusan Yogyakarta.

"Dua kereta itu sekali berangkat 1500 penumpang. Nanti mulai tanggal 21 ada 10 kereta tambahan. Jadi ada 34 setiap harinya ditambah 24 gerbong kereta biasa," tuturnya.

Baca juga artikel terkait ARUS MUDIK atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yuliana Ratnasari