Menuju konten utama

Risma Bangga Surabaya Raih Lee Kuan Yew World City Prize 2018

Kota Surabaya memenangkan predikat Special Mention dalam ajang Lee Kuan Yew World City Prize 2018, termasuk mengalahkan New York.

Risma Bangga Surabaya Raih Lee Kuan Yew World City Prize 2018
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Wakil Wali Kota Liverpool Gary Miller melihat produk UMKM di Surabaya Square saat berkunjung ke Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/11/2017). ANTARA FOTO/Moch Asim

tirto.id - Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, merasa sangat bangga karena kota yang dipimpinnya meraih penghargaan internasional Lee Kuan Yew World City Prize 2018. Surabaya memenangkan predikat Special Mention mengalahkan kota-kota besar lain di dunia, termasuk New York. Penghargaan tersebut diterima Risma di Singapura pada Sabtu (17/3/2018) kemarin.

"Terus terang ini efort dari masyarakat yang terbaik di dunia," ujar Risma usai menghadiri acara Pelatihan Manajemen Keuangan dan Ketahanan Ekonomi Keluarga di Graha Sawunggaling, Kota Surabaya, Minggu (18/3/2018).

Risma pun mengaturkan terima kasihnya kepada seluruh elemen Kota Surabaya, terutama masyarakat kota pahlawan yang telah bersama-sama membangun dan berusaha membuat Surabaya menjadi lebih baik.

Sejak awal, Risma cukup optimistis Surabaya bisa meraih penghargaan level internasional itu. Menurutnya, seluruh elemen masyarakat mau berkumpul dan mencari terobosan secara bersama-sama untuk membangun Kota Surabaya. "Itulah kelebihan Surabaya yang tidak dimiliki oleh negara lain dan itu yang membuat saya percaya diri," tandas Risma.

Risma memaparkan bagaimana kiatnya meyakinkan para juri yang berasal dari Cina dan Jerman. Para juri tersebut semula menilai Surabaya tidak jauh berbeda dengan kota modern lainnya di dunia. "Modern yang dalam arti sebenarnya transportasi massal yang masih modern dan vertical hosting," tuturnya.

Kepada para juri, Risma menegaskan bahwa Surabaya berbeda, terutama dari sisi budaya dan regulasi. Risma bahkan mengajak para juri blusukan langsung ke kampung-kampung di Surabaya untuk melihat secara langsung penanganan masalah perekonomian dan persoalan remaja.

"Setelah saya jelaskan dan diajak melihat kampung Jambangan, Gundih, dan kampung produktif daerah Kebraon, di situ mereka baru tertarik," ungkap Risma.

Lee Kuan Yew World City Prize 2018 sendiri dihelat setiap dua tahun sekali. Nama ajang yang digelar oleh Urban Redevelopment Authority (URA) Singapura dan Centre for Liveable Cities (CLC) ini merujuk kepada Lee Kuan Yew, Perdana Menteri Singapura era 1959-1990.

Tujuan Lee Kuan Yew World City Prize adalah untuk memilih kota-kota yang dinilai mampu menciptakan masyarakat yang layak ditinggali, bersemangat, dan berkelanjutan. Sebelum Surabaya, Seoul (Korea Selatan), Medellin (Kolombia), Suzhou (Cina), New York (Amerika Serikat), dan Bilbao (Spanyol), juga pernah meraih penghargaan ini.

Baca juga artikel terkait LEE KUAN YEW WORLD CITY PRIZE 2018 atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Iswara N Raditya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya