Menuju konten utama

Riset Snapcart: GrabFood Pimpin Industri Food Delivery Indonesia

Riset Snapcart Indonesia menyebut GrabFood sebagai layanan pesan-antar makanan yang paling banyak digunakan oleh konsumen dan merchant di Indonesia.

Riset Snapcart: GrabFood Pimpin Industri Food Delivery Indonesia
Ilustrasi wanita cantik dengan masker mendapatkan makanan dari pria pembawa dengan kemeja merah dan masker di rumah. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Di Indonesia, ada sejumlah aplikasi penyedia layanan pesan-antar makanan, antara lain GrabFood, Go-Food, dan Shopee Food. Saban hari, baik di kota-kota besar maupun kota kecamatan, dengan ciri khas seragam masing-masing, mobilitas para mitra ketiganya akan sangat mudah ditemui di sudut mana pun, bahkan hingga ke wilayah gang-gang padat sekalipun.

Hasil Riset: Keuntungan Merchant, Loyalitas, dan Popularitas Merek

Pada Oktober 2021, perusahaan riset digital Snapcart Indonesia melakukan survey online terkait industri pesan-antar makanan di 10 kota besar. Hasilnya: GrabFood tercatat sebagai layanan pesan-antar makanan yang paling banyak digunakan oleh konsumen dan merchant di Indonesia.

Direktur Snapcart Indonesia Astrid Wiliandry menerangkan, riset yang dilakukan pihaknya dilakukan lewat pendekatan yang lebih mendalam dan holistik agar mendapatkan gambaran jelas mengenai aspek kompetitif masing-masing pelaku industri.

“Riset industri pesan-antar makanan biasanya fokus pada konsumen. Dalam riset ini, kami memasukkan juga survey merchant,” kata Astrid. Ia menerangkan, hasil survey juga menunjukkan bahwa konsumen dan merchant tak ubahnya dua sisi mata uang, keduanya mempunyai kecenderungan yang serupa.

“Sebagai contoh, kami menemukan konsumen menggunakan GrabFood lebih sering dan membelanjakan uang lebih banyak saat menggunakan GrabFood, seperti juga merchant menggunakan dan mendapatkan penjualan lebih banyak saat menggunakan GrabFood.”

Pernyataan Astrid beralasan. Hasil riset menunjukkan 82% restoran dan toko makanan-minuman menggunakan aplikasi GrabFood untuk layanan mereka, diikuti GoFood (71%) dan ShopeeFood (28%). 42% merchant dalam riset mengatakan, mereka telah memanfaatkan aplikasi pesan-antar makanan setidaknya dalam 12 bulan terakhir.

Survey juga menemukan rata-rata penjualan harian merchant dari penggunaan GrabFood sebesar Rp750 ribu, lebih tinggi 13% dibanding menggunakan GoFood (Rp670 ribu). Merchant di Jabodetabek melaporkan penjualan dengan aplikasi GrabFood lebih tinggi 10% dibanding GoFood. Sedangkan di kota yang lebih kecil seperti Purwokerto, penjualan merchant dengan menggunakan aplikasi GrabFood lebih tinggi 16% dibanding menggunakan GoFood.

Dilihat dari aspek kesadaran merek (brand awareness), GrabFood dan GoFood mendapatkan hasil yang sama: 100% konsumen tahu dan mengenal GoFood dan GrabFood, sedangkan yang tahu ShopeeFood hanya 52%. Hal demikian terjadi sebab ShopeFood merupakan pendatang baru di pasar.

Data yang sama menunjukkan 92% dan 90% konsumen telah berpengalaman menggunakan aplikasi GrabFood dan GoFood, dan 35% telah pernah menggunakan ShopeeFood.

Soal preferensi, data menunjukkan 54% responden memilih GrabFood sebagai aplikasi pesan-antar makanan yang mereka rekomendasikan, diikuti GoFood (34%) dan ShopeeFood (12%). Riset juga menemukan rata-rata konsumen menggunakan GrabFood 6 kali dalam sebulan, sedangkan GoFood 5 kali. Rata-rata volume pemesanan melalui GrabFood juga lebih tinggi 11% daripada GoFood.

“Kami menemukan faktor non-promo ketika konsumen memilih aplikasi yang hendak digunakan, seperti variasi dan jumlah restoran dan makanan yang tersedia dalam aplikasi, kemudahan menggunakan aplikasi, dan kecepatan mendapatkan driver,” sambung Astrid Wiliandry.

Hasil survey lainnya, 85% konsumen setuju bahwa GoFood merek yang disukai orang Indonesia. Namun, 90% konsumen berpendapat bahwa Grab lebih bermanfaat bagi masyarakat Indonesia—84% konsumen memberi penilaian yang sama terhadap Gojek. Sedangkan untuk merchant, 94% dan 91% setuju GrabFood dan GoFood sama-sama disukai konsumen Indonesia. Informasi tambahan, 95% merchant merasa Grab turut banyak membantu pertumbuhan bisnis dan wiraswasta di Indonesia, di mana 93% merchant merasakan hal yang sama terhadap Gojek.

Untuk diketahui, riset mengenai industri pesan-antar makanan ini merupakan yang pertama diadakan di Indonesia dan menyasar konsumen dan merchant pada pasar pertama dan kedua. Pasar pertama yakni megapolitan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi); sedangkan pasar kedua yakni kota besar Bandung, Surabaya, Medan, Lampung, Purwokerto, Banjarmasin, Samarinda, dan Makassar.

Responden dalam riset di atas adalah pengguna aplikasi Snapcart yang juga merupakan pengguna aplikasi pesan-antar makanan: 500 responden merupakan pemilik restoran dan toko makanan-minuman; sedangkan 570 responden merupakan konsumen.

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis