Menuju konten utama

RESTORE+ Ajak Masyarakat Pulihkan Hutan Lewat Aplikasi Urundata

Aplikasi Urundata memungkinkan masyarakat terlibat dan berperan dalam upaya
pemulihan hutan dan bentang alam melalui aplikasi ponsel.

RESTORE+ Ajak Masyarakat Pulihkan Hutan Lewat Aplikasi Urundata
Suasana peluncuran Lokakarya Nasional Urundata di Jakarta 26 November 2019. foto/rilis urundata

tirto.id - Konsorsium RESTORE+ mengadakan lokakarya nasional Urundata, sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh RESTORE+ untuk bekerja sama dengan masyarakat luas dalam menghasilkan data yang berkualitas dan tepat manfaat.

Aplikasi yang sebelumnya telah diuji di Sumatera Selatan ini dan Kalimantan Timur ini, memungkinkan masyarakat umum dapat terlibat dan berperan dalam upaya pemulihan hutan dan bentang alam melalui aplikasi ponsel.

Aplikasi Urundata menggunakan permainan untuk melibatkan masyarakat dalam menafsirkan citra satelit dan mengumpulkan informasi tentang keadaan alam di lapangan.

Ping Yowargana, Koordinator RESTORE+ dari International Institute for Applied Systems Analysis (IIASA) mengungkapkan, proses tafsir citra satelit umumnya melibatkan para ahli yang jumlahnya terbatas, sehingga dapat memakan waktu yang panjang dengan biaya yang besar.

Dengan menggunakan aplikasi Urundata, diharapkan waktu penafsiran dapat menjadi lebih singkat, dengan biaya yang lebih hemat karena dilakukan dengan cara urunan oleh khalayak ramai. Selain itu, semua orang pun dapat mengakses data tersebut sehingga dapat mendorong transparansi.

“Transparansi adalah kekuatan dari Urundata. Data yang dihasilkan dari penafsiran oleh khalayak luas ini nantinya juga dapat diakses dan diunduh oleh siapa pun melalui situs urundata.id. Data pun disajikan dalam format geospasial sehingga memungkinkan masyarakat untuk menggali dan memproses lebih lanjut,” ujarnya dalam rilis yang diterima Tirto, Selasa (26/11/2019).

Ping juga mengungkapkan, hasil penafsiran citra satelit dari ribuan pengguna aplikasi Urundata diharapkan dapat mencapai kualitas interpretasi ahli, sehingga dapat dijadikan rujukan alternatif bagi pihak yang berkepentingan.

Sebelumnya, aplikasi ini telah diujicobakan di Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan, dan ditemukan bahwa kualitas interpretasi oleh khalayak berpotensi mencapai kualitas interpretasi para ahli.

Hasil interpretasi ini berhasil membantu proses pemetaan potensi restorasi di kedua provinsi.

“Urundata menggunakan konsep crowdsourcing atau ‘urunan’ pengumpulan data. Diharapkan urunan ini akan menjadi masukan untuk kajian potensi dan perumusan opsi pemulihan bentang lahan di Indonesia yang merupakan bagian dari kegiatan RESTORE+, sekaligus juga dapat meningkatkan kesadaran publik terhadap isu pemulihan bentang alam,” ujar Sonya Dewi, Country Coordinator World Agroforestry Centre (ICRAF).

Kegiatan uji coba di Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan juga menunjukkan antusiasme dan potensi kontribusi pengguna yang tinggi dalam menyelesaikan analisis ilmiah yang sudah disederhanakan dan dibuat lebih menarik dalam bentuk permainan.

Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa pendekatan urunan pengumpulan data berpotensi untuk dilakukan dalam skala yang lebih besar dengan hasil yang tetap dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Di dalam aplikasi Urundata, penafsiran citra satelit dilakukan melalui permainan Pilahpilih. Pengguna aplikasi dapat saling berlomba untuk mengelompokkan citra satelit yang ditampilkan pilah pilih sesuai kebutuhan penafsiran.

Informasi yang didapatkan dari pemilahan ini nantinya akan digunakan oleh ahli pengindraan jauh untuk menghasilkan peta potensi restorasi.

Penulis: Tim Media Servis