tirto.id - Perayaan Cap Go Meh di Indonesia tidak lengkap rasanya jika tanpa kehadiran hidangan khas hari besar tersebut, yaitu lontong cap go meh.
Lontong cap go meh sendiri adalah potongan kue beras (lontong) yang disiram dengan bumbu rempah bersantan dan sayuran. Biasanya masakan ini disajikan dengan taburan bubuk kedelai, telur pindang, sambal goreng ati, dan kerupuk udang.
Lontong cap go meh adalah hidangan ikonik yang biasa hadir di atas meja setiap perayaan Festival Lampion atau Cap Go Meh. Hidangan ini memiliki resep yang sederhana dan mudah dibuat di rumah
Jelang Festival Cap Go Meh yang akan jatuh pada 5 Februari 2023, saat ini tentu menjadi waktu yang tepat untuk mempersiapkan diri membuat lontong cap go meh sendiri di rumah.
Makna Lontong Cap Go Meh
Hampir setiap hidangan yang disajikan di hari-hari besar Cina memiliki makna khusus, termasuk lontong cap go meh. Cap Go Meh sendiri adalah bagian dari perayaan Tahun Baru Imlek yang dilaksanakan 15 hari setelah perayaan Imlek.
Menurut Unsiyah Anggraeni dalam Multikulturalisme Makanan Indonesia (2018) Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkian, yaitu cap artinya sepuluh, go artinya lima, dan meh berarti malam.
Berdasarkan terjemahannya, Cap Go Meh diartikan sebagai "lima belas hari" atau "malam setelah imlek." Di Tiongkok makanan khas Cap Go Meh, bukan lontong, melainkan yuanxiao atau tangyuan.
Keduanya adaah sebutan untuk bola-bola beras ketan yang diisi dengan buah atau kacang-kacangan, mirip mochi atau ronde. Sementara itu, di Indonesia hidangan Cap Go Meh yang paling terkenal adalah lontong cap go meh.
Faktanya, lontong cap go meh memiliki kemiripan dengan yuanxiao atau tangyuan, yaitu bertekstur lengket. Tekstur yang lengket pada lontong cap go meh dan yuanxiao atau tangyuan ini mengandung arti kebersamaan dan kekeluargaan yang erat.
Masyarakat Cina percaya, bahwa dengan memakan lontong cap go meh dapat mempererat hubungan kekeluargaan selama satu tahun ke depan.
Masih menurut Anggraeni, lontong cap go meh sendiri merupakan hidangan peranakan di nusantara. Ia pertama kali dikenal di wilayah pesisir Jawa lewat pernikahan kaum pribumi dengan pendatang.
Seiring berjalannya waktu, konsumsi lontong cap go meh saat perayaan diadaptasi dalam budaya keagamaan lain di Indonesia, seperti ketupat di hari Lebaran.
Resep Lontong Cap Go Meh Sederhana
Lontong cap go meh bisa dibuat dengan mudah dan praktis di rumah. Sebagian besar resep lontong cap go meh hanya menggunakan bahan-bahan sederhana dan langkah memasak yang tidak rumit.
Salah satu resep lontong cap go meh sederhana pernah dibagikan oleh Thea Utomo Semiawan dalam bukunya Sajian Nostalgia ala Dapoersikoko Hits di Instagram (2020).
Berikut resep dan cara membuat lontong cap go meh menurut buku tersebut:
Bahan sayur lodeh:
- lontong beras secukupnya yang dipotong-potong
- 2 buah terong hijau kupas dan dipotong-potong
- 5 buah cabai hijau diiris serong
- 2 lembar daun salam
- 2 cm lengkuas memarkan
- 1 sendok teh gula pasir
- 200 mililiter santan
- 300 mililiter air
- 3 sendok makan minyak goreng untuk menumis.
Bahan bumbu halus:
- 5 butir bawang merah
- 2 siung bawang putih
- 1/2 sendok teh ketumbar
- 1/2 sendok teh terasi.
Bahan bubuk kedelai:
- 250 gram kedelai putih yang dicuci dan direndam semalaman.
- 5 lembar daun jeruk purut, buang tulangnya
- 1/2 sendok teh garam
- 2 sendok teh gula pasir.
Cara membuat:
- Panaskan minyak, tumis bumbu halus, lengkuas dan daun salam sampai harum. Masukkan air lalu tunggu hingga mendidih;
- Masukkan terong, cabai hijau, santan, garam, dan gula pasir. Aduk hingga rata, lalu masak lagi sampai terong matang dan empuk. Jika sudah jadi angkat dan sisihkan;
- Tiriskan kedelai yang sudah direndam semalaman, cuci dan tiriskan;
- Sangrai kedelai di atas wajan dengan daun jeruk purut sampai matang. Jika sudah, angkat dan dinginkan;
- Masukan kedelai yang sudah di sangrai ke dalam blender, beri garam dan gula pasir, kemudian haluskan.
- Ayak kedelai menggunakan pengayak atau saringan hingga berbentuk bubuk.
- Hidangkan di atas piring potongan lontong secukupnya, sayur lodeh terong, dan taburan bubuk kedelai. Sajikan selagi panas.
Editor: Yantina Debora