Menuju konten utama

Realisasi Biaya Acara IMF-World Bank Masih Jauh dari Alokasi

“Sampai hari ini kami sudah habiskan Rp566 miliar, di bawah target plafon yang kita buat. Jauh di bawah itu.”

Realisasi Biaya Acara IMF-World Bank Masih Jauh dari Alokasi
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan selaku Ketua Panitia Nasional penyelenggaraan pertemuan IMF-World Bank 2018 berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur BI Perry Warjiyo seusai memberikan keterangan pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (4/6/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengklaim pemerintah baru menghabiskan dana sebesar Rp566 miliar untuk mempersiapkan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018.

Luhut menyebutkan angka realisasi tersebut masih relatif jauh dari alokasi anggaran sebesar Rp810 miliar yang disiapkan pemerintah.

“Sampai hari ini kami sudah habiskan Rp566 miliar, di bawah target plafon yang kita buat. Jauh di bawah itu,” kata Luhut di kantornya, Jakarta pada Jumat (3/8/2018).

Luhut meyakini dana yang dikeluarkan pemerintah itu bakal kembali ke negara serta menjadi keuntungan bagi perekonomian Indonesia. Salah satunya seperti nilai investasi di dalam negeri yang diperkirakan bakal berlipat ganda. Oleh karena itu, Luhut meminta agar persoalan biaya untuk pertemuan tahunan tak lantas menjadi polemik.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan banyaknya peserta rapat maupun turis asing yang datang selama penyelenggaraan acara bakal mendorong perolehan devisa negara. Meski mengaku tidak mematok target di angka tertentu, Luhut percaya bahwa Pertemuan Tahunan IMF-World Bank akan menjadi daya tarik tersendiri bagi turis.

“Dengan kita melebarkan apron (landasan pesawat terbang) di Bali saja, itu bisa menambah 1,2 juta turis atau penumpang. Saya kira angkanya sangat besar. Untuk dampak terhadap devisa juga pasti ada,” ungkap Luhut.

Berdasarkan perhitungan yang sempat disampaikan Luhut sebelumnya, perluasan apron memang merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menaikkan jumlah turis. Adapun kedatangan turis asing ke Indonesia dinilai dapat memengaruhi penerimaan devisa negara.

Pemerintah pun telah berencana untuk melebarkan apron di Bandara Ngurah Rai, Bali menjadi sekitar 48 hektar. Penambahan seluas 5 hektar dari yang sebelumnya berkisar 43 hektar itu diprediksi akan menaikkan 39 juta orang per tahun. Target turis tersebut pun meningkat hampir dua kali lipat dari total turis asing yang datang ke Bali selama ini setiap tahunnya.

Terkait persiapan acara sampai sejauh ini, Luhut mengatakan sudah mencapai 85 persen. Ia menyebutkan bahwa segala persiapan yang meliputi tempat, keamanan, transportasi, sampai dengan potensi terjadinya aksi demonstrasi telah diantisipasi.

“Semua sudah kita bicarakan. IMF dan World Bank sudah puas dan lihat sendiri. Mereka mengatakan pertemuan ini terbesar sepanjang sejarah pertemuan yang pernah digelar,” ucap Luhut.

Baca juga artikel terkait IMF atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yulaika Ramadhani