tirto.id - Kematian George Floyd, yang memicu kerusuhan di Amerika Serikat, ditanggapi sejumlah pebasket NBA, termasuk legenda basket Michael Jordan. Ada yang mengungkapkan duka mendalam, ada pula kecaman terhadap tindakan polisi di Mineapolis yang menyebabkan Flyod kehilangan nyawa.
Dilansir dari Antara, mantan pemain Chicago Bulls, Michael Jordan, mengaku kecewa dengan tindakan yang dilakukan terhadap George Floyd, terlebih hal itu dilakukan oleh petugas kepolisian.
"Saya merasakan sedih luar biasa dan marah sekali. Saya melihat kemarahan, kepedihan, dan rasa frustasi semua orang [atas tindakan yang dilakukan kepada George Floyd]," tukas legenda hidup NBA ini.
"Kami perlu mengungkapkan perasaan kami untuk melawan ketidakadilan dan menuntut pertanggungjawaban. Kami perlu menekan penguasa untuk mengubah sistem hukum negara kita," tambah Jordan.
Dugaan sentimen rasial mengemuka usai insiden tewasnya George Floyd. Pebasket Cleveland Cavaliers, JR Smith, terpancing emosinya. Dalam rekaman video ia terlihat mengejar orang yang diketahui melakukan perusakan terhadap mobilnya yang sedang diparkir di pinggir jalan.
Smith menegaskan bahwa tindakannya didasari pada upaya perlindungan diri yang ia lakukan. Ia membantah bahwa tindakannya dikarenakan sentimen rasis, meski dirinya juga mengaku turut mengecam aksi kekerasan terhadap George Floyd. "Ini bukan kejahatan karena kebencian," kata Smith.
Pelaku NBA lainnya, Lonie Walker, mengecam tindakan rusuh yang dikakukan para demonstran. Menurutnya, ada banyak hal yang dapat dilakukan dengan cara yang lebih baik tanpa merugikan orang lain.
Pemain San Antonio Spurs ini berharap para demonstran akan melakukan aksi damai dan lebih simpatik pada aksi berikutnya. Ia mendukung tindakan menuntut keadilan untuk George Floyd, tetapi mengecam kerusuhan yang disebutnya tidak menyelesaikan masalah.
Walker turut membantu masyarakat di San Antonio membersihkan sisa kerusuhan bersama semua warga. Dalam video yang diunggah melalui akun Instagram pribadinya, Walker berbaur dengan seluruh warga untuk membersihkan grafiti dan sampah yang berserakan di jalan.
"Kalian semua punya alasan untuk berlaku baik dan menolong sesama sebisa mungkin karena itu adalah adab dasar sebagai manusia," kata Lonie Walker.
"Semua demonstrasi yang dilakukan memiliki sisi positif dan negatif. Positifnya, kita semua tahu banyak orang yang ingin keadilan ditegakkan. Negatifnya banyak kerusakan yang timbul akibat kerusuhan tersebut," tambahnya.
Tewasnya George Floyd
Kasus George Floyd sedang menjadi perhatian banyak pihak. Pria dari kalangan kulit hitam ini tewas pada 25 Mei 2020 lalu setelah sejumlah personel polisi di Minneapolis, Amerika Serikat, melakukan aksi penangkapan yang ternyata berdampak fatal.
George Floyd ditangkap setelah seorang karyawan menelepon 911 dan menuduh pria berusia 46 tahun itu membeli rokok dengan uang kertas palsu senilai 20 dolar AS.
Diwartakan The Guardian, kematian Floyd memicu demonstrasi di berbagai negara. Mereka menuntut keadilan terhadap pria kulit hitam tak bersenjata yang tewas dalam penangkapan. Aksi di Amerika Serikat bahkan memantik kerusuhan juga penjarahan.
Derek Chauvin, salah satu polisi yang disebut telah menyebabkan George Flyod kehilangan nyawa, dilaporkan sudah dipecat dari kepolisian dan saat ini sedang menghadapi tuntutan atas pembunuhan tingkat tiga.
Tewasnya George Floyd menuai kecam dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan olahragawan. Selain dari NBA, reaksi datang pula dari eks juara dunia tinju Floyd Mayweather, pesepakbola Borussia Dortmund Jadon Sancho, juara dunia Formula 1 Lewis Hamilton, dan masih banyak lagi.