tirto.id -
"Seluruh bangsa terkejut dengan korban tewas dan luka di Manchester," kata ratu dalam sebuah pernyataan yang dilansir AFP.
Dia menambahkan, "Saya ingin mengungkapkan kekaguman saya atas cara warga Manchester merespons insiden itu, dengan kemanusiaan dan belas kasih, atas tindakan biadab ini."
Ledakan terjadi di konser Ariana Grande, Senin waktu setempat, yang menewaskan 22 orang dan 50 orang luka-luka.
Lima jam pasca-ledakan, Ariana mencuit bahwa merasa dirinya hancur akibat insiden yang menewaskan dan melukai penggemarnya dalam konser di Manchester, Inggris.
"Hancur dari lubuk hatiku. Saya sangat sedih. Saya tidak dapat berkata-kata," cuit Grande dalam akun Twitter pribadinya.
Perwakilan manajemen Grande mengatakan bahwa bintang berusia 23 tahun itu dalam keadaan "baik" secara jasmani terkait ledakan di akhir konsernya itu. Pihak berwenang Inggris menganggapnya sebagai serangan teroris.
Kepolisian Inggris memastikan bahwa Salman Ramadan Abedi (22) adalah pelaku tunggal bom bunuh diri saat konser penyanyi Ariana Grande di Manchester Arena yang menewaskan 22 orang dan melukai 59 orang lainnya.
Kendati ISIS mengaku bertanggung jawab atas tragedi tersebut, polisi tidak memiliki bukti yang mendukung klaim ISIS.
Polisi tengah menyelidiki apakah Abedi bekerja sendiri atau menjadi bagian dari jejaring yang lebih luas yang membantunya melakukan serangan bom bunuh diri itu.
Klaim ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas dugaan bom bunuh diri Abedi telah diposting dalam bahasa Arab dan Inggris pada saluran yang digunakan kelompok tersebut pada layanan pesan cepat Telegram yang terenkripsi.
Versi bahasa Inggris klaim ISIS tersebut mengatakan pemboman di arena konser "tak tahu malu" adalah "membalas dendam atas agama Allah, dalam usaha untuk meneror orang-orang kafir dan untuk menanggapi pelanggaran mereka terhadap tanah Muslim".
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri