Menuju konten utama

Rasio Petugas dan Jemaah Haji Indonesia di Saudi Belum Seimbang

Indeks kepuasan jemaah haji di tahun ini naik 1,02 poin menjadi 85,85 persen, sehingga memenuhi kriteria memuaskan.

Rasio Petugas dan Jemaah Haji Indonesia di Saudi Belum Seimbang
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan sambutan saat pembukaan Halaqah Ulama ASEAN 2017 di Jakarta, Selasa (17/10/2017). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

tirto.id - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku sempat khawatir dengan jumlah jemaah haji Indonesia yang pada tahun ini mencapai 221 ribu jiwa. Adapun angka tersebut mengalami peningkatan sebanyak 52.200 jiwa, dibandingkan jumlah jemaah pada tahun lalu yang mencapai 168.800 jiwa.

Menurut Lukman, jumlah jemaah haji yang berangkat tidak setara dengan banyaknya petugas yang mengurus jemaah asal Indonesia di Arab Saudi. Meski sudah mengalami peningkatan dari yang tadinya sebanyak 3.250 orang, namun petugas yang disebut ada 3.500 orang di tahun ini masih dirasa kurang.

“Tahun lalu rasionya satu petugas menangani 51-52 orang. Tahun ini, satu petugas menangani 63 jemaah. Padahal normalnya satu orang petugas menangani maksimal 40 orang,” ungkap Lukman dalam jumpa pers di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Rabu (1/11/2017).

Lebih lanjut, Lukman menyebutkan kalau banyaknya jumlah petugas yang ada di sana merupakan ketentuan dari pemerintah Arab Saudi. Oleh karena itu, walaupun terus mengupayakan agar jumlah petugas bertambah, Lukman mengklaim kewenangan sepenuhnya bukan berada di tangan pemerintah Indonesia.

“Tahun depan kita akan terus yakinkan pemerintah Saudi Arabia bahwa petugas ini memang sangat kurang, sehingga ini menjadi prioritas kita,” kata Lukman.

Masih dalam kesempatan yang sama, Lukman sempat mengatakan kalau pelayanan terhadap jumlah jemaah haji Indonesia di tahun ini relatif tidak mudah. Lukman menjelaskan penyelenggaraan haji ini termasuk kegiatan melayani warga negara Indonesia sendiri di “rumah” orang.

“Tentu di negara orang ada budaya, regulasi, tradisi, kebiasaan, iklim, dan cuaca yang berbeda. Kami sebagai penyelenggara tentu tidak memiliki keleluasaan penuh mengatur jemaah kita,” ungkap Lukman.

Sementara itu, Kepala BPS Suhariyanto sendiri telah menyampaikan nilai Indeks Kepuasan Jamaah Haji Indonesia (IKJHI) 2017. Secara keseluruhan, indeks kepuasan jamaah haji di tahun ini naik 1,02 poin menjadi 85,85 persen, sehingga memenuhi kriteria memuaskan.

Berdasarkan jenis pelayanannya, indeks tertinggi dicapai pada jenis pelayanan Transportasi Bus Antar Kota (88,23 persen), sementara indeks terendah ada pada jenis pelayanan tenda di Arafah, Muzdalifah, dan Armina (75,55 persen).

“Indeks kepuasan haji dari 2010-2014 itu fluktuatif. Pada 2010, 81,45 persen, di 2011 naik 83,31 persen, lalu dalam tiga tahun terakhir terjadi kenaikan yang berkelanjutan meski nggak cepat-cepat banget,” kata Suhariyanto.

Kendati memuaskan, BPS mencatat bahwa pelayanan katering di Armina, transportasi bus di Armina, dan fasilitas tenda masih perlu ditingkatkan.

IKHJI 2017 sendiri diperoleh dari hasil pendataan jemaah haji dengan menggunakan 7 kuesioner utama dan 4 kuesioner pendukung. “Jumlah sampel ada 14.400 jemaah, dan itu dibagi dua gelombang. Untuk kuesioner khusus, convenience sampling-nya sekitar 4.400. Sehingga total responden ada 18.500. Itu cukup mewakili,” ujar Suhariyanto.

Baca juga artikel terkait IBADAH HAJI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Maya Saputri