Menuju konten utama
Kasus HAM Papua

Ramos Horta: Indonesia Harus Tahu Penyebab Papua Melawan

Mantan Presiden Timor Leste mengatakan Pemerintah Indonesia perlu mendengar dan mengerti penyebab perlawanan sebagian masyarakat Papua yang ingin memisahkan diri dari NKRI.

Ramos Horta: Indonesia Harus Tahu Penyebab Papua Melawan
Mantan Presiden Timor Leste José Ramos-Horta (tengah) menjadi pembicara kuliah umum dalam rangkaian The 3rd Asean Literary Festival (ALF) 2016 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. [ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma]

tirto.id - Mantan Presiden Timor Leste, Jose Manuel Ramos Horta mengatakan Pemerintah Indonesia perlu mendengar dan mengerti penyebab perlawanan sebagian masyarakat Papua yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Semua sudah tahu perlawanan itu sudah ada sejak lama, Indonesia harus memahami kenapa pulau sebesar itu ingin memisahkan diri, kenapa orang-orang tidak senang. Mereka inginkan kedamaian, kebebasan, penghargaan serta pembangunan," kata Ramos Horta di Jakarta, Kamis (5/5/2016)

Dia juga mengakui, penyelesaian masalah di Papua tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Semua, kata dia, harus membutuhkan usaha, komitmen, serta kepemimpinan yang kuat untuk membangun Papua.

Dia menambahkan, saat ini harus ada kebijakan yang dapat menguntungkan masyarakat lokal, khususnya pembangunan yang bersifat tidak merusak lingkungan.

"Pemerintah harus memahami mereka yang merasa tertinggal, maka pembangunan juga harus menyeimbangkan antara keetnikan mereka serta unsur modernisasi," kata Ramos Horta yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri Timor Leste itu.

Dia percaya, saat ini Indonesia mampu menyelesaikan berbagai persoalan tersebut karena Indonesia banyak memiliki sosiolog dan antropolog. Dan Presiden, kata dia, juga telah berkomitmen untuk menyelesaikan ketidakadilan di Papua dan Papua Barat.

Ia juga menyarankan, untuk mendekati masyarakat separatis pemerintah Indonesia tidak boleh menggunakan kekerasan senjata, tetapi harus melalui pendekatan dialog.

"Walaupun mereka berseberangan, tetapi selama mereka masih bisa diajak bicara, saya rasa itu langkah yang baik. Saat ini Indonesia sangat terbuka untuk itu," kata dia.

Pemerintah Indonesia, kata dia, juga harus berhati-hati dalam menggunakan metode kekerasan. Sebab, jika pendekatan itu melukai orang yang tidak bersalah, maka mereka akan ikut angkat senjata.

Sebelumnya diberitakan, pada 2 Mei 2016, atas nama Indonesia, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Pandjaitan mengundang Ramos Horta ke Papua untuk berdialog dengan warga setempat.

Dilakukannya hal tersebut, sebagai salah satu bentuk komitmen pemerintah Indonesia untuk membangun dan menyelesaikan kasus HAM di Papua. (ANT)

Baca juga artikel terkait PAPUA

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto