tirto.id - Bermain dan mendengarkan musik memang cara yang baik dalam mengatasi stres. Apalagi di situasi pandemi seperti sekarang. Hal itu dirasakan betul oleh Vinicius Leal, seorang musisi dan komposer yang tinggal di Nice, Perancis.
Dia sedang berlibur ke Bagé di dekat perbatasan Brasil dengan Uruguay ketika pemerintah setempat memutuskan menutup kota karena pandemi. Vinicius seolah mendapat cobaan berlipat. Dia tidak hanya terpisah dari keluarga, tapi juga harus menghadapi kekurangan air karena hujan jarang turun. Musiklah yang menemaninya.
“Musik membuat saya terus sibuk. Selain itu, saya jadi berkonsentrasi pada hal-hal baik dan tidak punya waktu untuk memikirkan pandemi atau fake news,” katanya. Vinicius bukan hanya bermain sendiri, melainkan berhasil merekam sebuah lagu dengan dua temannya di Santa Maria, Rio Grande do Sul, yang terpisah 300 kilometer darinya. Setelah itu, beberapa musisi dari Portugal dan Perancis ingin ikutan dalam proyek tersebut.
Dalam menghadapi pandemi, banyak pakar kesehatan yang menyarankan kita untuk menginvestasikan waktu pada proyek pribadi yang menyenangkan sekaligus menantang. Memainkan alat musik, seperti yang dilakukan Vinicius, bisa membantu kesehatan dan mengurangi stres.
Masalahnya, dalam situasi normal saja sulit untuk berkolaborasi membuat musik, apalagi dalam situasi pandemi. Beberapa halangan yang umumnya hadir adalah jarak, perbedaan waktu, ketersediaan peralatan, keterbatasan skill, kemampuan koordinasi, dan ketidakmauan. Sejak lama, teknologi sebenarnya sudah bisa memfasilitasi, walau memang masih terdapat beberapa kendala seperti delay.
Aspek lag atau delay memang dapat mengganggu para pembuat lagu. “Ada keterlambatan pada aplikasi. Membuat [lagu] itu yang penting bisa mendengarkan dan bereaksi secara real time,” kata PJ Harding (Noah Cyrus, Chromeo). “Jika ada delay satu detik, itu bisa mengganggu.”
Hal-hal di atas seolah membuat penulisan lagu menjadi lebih lama jika dilakukan jarak jauh. Padahal, di dunia pembuatan lagu, cara tersebut sudah berlangsung selama lebih dari satu dekade. Pembuat lagu biasanya memulai rekaman demo pada aplikasi voice memo dan mengopernya dari satu kolaborator ke kolaborator berikutnya melalui surel dan aplikasi messaging. Demo ini lalu menjadi lebih detail dan padat. Semua berkat internet.
Bahkan soal ketersediaan alat dan keterbatasan skill bermusik juga bisa diselesaikan melalui sesi pembuatan musik jarak jauh. “Jika seorang musisi tidak memiliki gitar bass, dia dapat mengajak teman yang memilikinya. Mereka dapat saling mengirim trek dan sampel, membagi-bagi pekerjaan, orang lain bisa membuat irama, dan yang lainnya bisa bernyanyi,” kata Paul Reynolds, yang perusahaannya—MassiveMusic—sering membuat soundtrack untuk iklan.
“Sekarang sudah tak butuh investasi £500 ribu untuk mendirikan studio rekaman. Begitu banyak yang dapat dilakukan dengan alat-alat elementer dan relatif murah di home studio masing-masing,” tambahnya.
Dalam setidaknya empat bulan terakhir ini, sudah banyak lagu yang dihasilkan dari proses pembuatan lagu jarak jauh dan dari rumah masing-masing. “Industri ini akan tumbuh dengan remote sessions yang menjadi semakin normal,” kata Henig.
Tetap Bikin Musik Walau Berjauhan
Di Indonesia, proses pembuatan lagu dan bahkan video klip secara remote berhasil dilakukan melalui kolaborasi antara IM3 Ooredoo dengan Baskara Putra, Kunto Aji, Sal Priadi, dan Yura Yunita. Mereka membuat video klip “Ramai Sepi Bersama” pada April 2020. Kehadiran video klip ini melengkapi kampanye Ramadan IM3 Ooredoo Freedom Kuota Harian yang bertajuk “Tidak ada yang lebih penting dari silaturahmi”.
Pada Ramadan yang penuh dengan keterbatasan tahun ini, IM3 Ooredoo memberi pesan dan semangat kepada masyarakat Indonesia bahwa budaya silaturahmi tidak boleh luntur. Maka dari itu seluruh proses kampanye Ramadan IM3 Ooredoo—dari pembuatan musik, TVC, hingga materi-materi lainnya—dilakukan secara remote dari rumah masing-masing melalui platform chat, video call, dan surel.
“Seluruh proses pembuatan karya ini dilakukan dengan mengandalkan koneksi internet. Kami saling bertukar ide dan file lagu secara digital. Sampai pada tahap menggabungkan rekaman musik dilakukan secara online,” kata Baskara yang merupakan vokalis band .Feast.
“Aku gak menyangka bisa berkarya bersama dengan ketiga musisi hebat ini secara virtual. Proses pembuatan video juga aku lakukan sendiri, menggunakan kamera-kamera besar yang dikirimkan oleh tim ke rumah. Dengan hanya mengandalkan tripod dan juga instruksi secara online ternyata bisa berhasil untuk menghasilkan karya yang sangat bermakna buat aku,” kata Yura Yunita.
Menariknya, IM3 Ooredoo bukan hanya memfasilitasi empat musisi ternama tanah air di atas, melainkan mereka juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk merasakan kolaborasi jarak jauh dengan membuat lagu dan video klip. Program #SilaturahmiSetiapHari kemudian dilanjutkan dengan Ramai Sepi Bersama Cover Challenge.
Tantangan ini berlangsung dari 25 April sampai 20 Mei 2020 dengan hadiah iPhone 11 Pro, Samsung A30, dan uang tunai jutaan rupiah. Para peserta diajak untuk menggarap ulang lagu “Ramai Sepi Bersama” sambil membuat video klip.
Ramai Sepi Bersama Cover Challenge telah memiliki pemenang utama (best of the best cover), yaitu akun YouTube bernama Jeje GuitarAddict. Selain pemenang utama, IM3 Ooredoo juga sudah mengumumkan Gendis Permana sebagai 1st Cover Winner, Stephanie Kumala sebagai 2nd Cover Winner, Lilyo sebagai 3rd Cover Winner, serta Creative Cover yang direkam di dalam air (underwater) dan New Arrangement Cover.
Semua materi promosi, termasuk entry dari para peserta, dibuat dengan memanfaatkan koneksi internet dari IM3 Ooredoo. Pada akhirnya, teknologi internet cepatlah yang menyatukan kita semua.
“Kecepatan transfer data biasanya menjadi masalah terbesar dalam kolaborasi dan performa. Seiring dengan peningkatan bandwidth, kualitas audio yang lebih tinggi dapat ditransfer dengan kecepatan yang jauh lebih cepat, yang berarti lebih sedikit masalah dengan latensi,” kata Reynolds.
Dengan IM3 Ooredoo, tentu koneksi tidak menjadi masalah. Itu kunci keberhasilan kolaborasi jarak jauh untuk membuat musik dan video klip. Memang berapa pun jauhnya jarak, batasan-batasan menjadi tak berarti dengan koneksi internet. Di tengah pandemi yang tak jelas ujungnya ini, IM3 Ooredoo menunjukkan kepada semua bahwa kita bisa tetap selalu bersama. Persis seperti lirik “Ramai Sepi Bersama”.
Selain menunjukkan hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu bersilaturahmi secara berkala, kolaborasi ini juga menunjukkan kepada kita jika segala sesuatu yang mengotak-ngotakkan dunia—terutama saat pandemi—ternyata bisa disatukan dengan bahasa universal: musik.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis