Indeks Sejarah Indonesia

Sejarah mencatat, Gus Dur adalah Presiden RI pertama yang secara terbuka mengakui kembali masyarakat Papua sebagai bangsa.

Sejarah hidup Jafar Umar Thalib yang kontroversial membuatnya dijuluki Osama bin Laden-nya Indonesia oleh media AS.

Belanda menetapkan pesisir barat Pulau Papua sebagai bagian wilayah koloni untuk memenangkan persaingan dengan Inggris

Kapolri pertama R.S. Soekanto tak hanya dikaitkan dengan sejarah polisi, tapi juga dengan dunia kebatinan.

Sejarah Bundaran HI bermula dari gagasan Bung Karno jelang Asian Games 1962.

Sejarah terbentuknya GBHN berawal dari Manifesto Politik RI yang dirumuskan oleh Presiden Sukarno.

Soerjobroto adalah perwira Kavaleri KNIL yang berasal dari Bagelen. Dia memilih berpihak pada Ratu Belanda pada 1945.

Sidang ketiga PPKI menghasilkan pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Kamagi adalah militer Belanda pada era Perang Pasifik. Kamagi baru ikut revolusi sejak 1948.

Tanggal 21 Agustus 1945 adalah hari penting Ditjen Perhubungan Laut (HUBLA).

Setelah keluar dari periode 1950-an, semakin sedikit seniman film yang mau menggarap film-film bermuatan kritik sosial

Walaupun Jepang berusaha menghalangi penyebaran berita proklamasi RI, beberapa koran tetap berani mengabarkannya.

Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 menandai titik baru dalam sejarah Papua.

Persoalan Papua Barat kerap menjadi isu sensitif dalam sejarah Indonesia sejak keputusan KMB pada akhir 1949.

Monyet memang panggilan akrab dari Gatot Subroto kepada para bawahannya. Tapi tidaklah bijak menjadikannya sebagai panggilan kepada rakyat, apalagi yang teraniaya.

DI/TII hidup di era Sukarno, muncul lagi pada masa Orde Baru, bahkan berlanjut hingga kini lewat gerakan bersifat transnasional.

Oto Iskandardinata memimpin panitia kecil yang bertugas membuat rancangan pembagian wilayah ini.

Sejarah lomba panjat pinang yang dilarang Wali Kota Langsa sebenarnya juga dikenal di berbagai belahan dunia.

Di balik belulang tentara Amerika di Papua, ada keringat dan darah orang Papua yang mengalir karena membebaskan Papua dari serdadu Jepang.

Kelompok pemuda melakukan blunder dengan menculik Sukarno-Hatta. Kesembronoan itu dibayar tuntas: mereka menyokong dan mengabarkan proklamasi ke seantero negeri.