Presiden AS terpilih Donald Trump memuji langkah Presiden Rusia Vladimir Putin yang tidak melakukan balasan pada AS. Ini bisa menjadi isyarat Trump untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia.
Vladimir Putin menegaskan bahwa ia tak akan mengusir para diplomat Amerika menyusul keputusan Barack Obama yang mengusir 35 diplomat Rusia. Putin bahkan akan mengundang anak para diplomat untuk merayakan Tahun Baru.
Hubungan bilateral Amerika Serikat dan Rusia sedang berada di titik nadir pasca aksi "serangan" cyber yang dilakukan oleh Kremlin kepada Komite Nasional Demokrat dan beberapa organisasi politik ketika masa Pemilu AS lalu. Sebuah kondisi yang sesungguhnya tidak mengherankan jika berkaca dari sejarah hubungan kedua negara.
Amerika Serikat (AS) mengusir 35 diplomat Rusia sebagai buntut dari kekisruhan campur tangan urusan pemilihan presiden AS. Aksi ini berbuntut pada kemarahan Rusia, yang langsung bersumpah untuk membalas keputusan AS.
Pengaruh kelompok teroris ISIS disinyalir makin berkembang di Afghanistan dan berpotensi besar akan membuat keamanan negara itu makin tak stabil. Hal ini mengemuka pada sebuah pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan dari tiga negara yakni Rusia, Pakistan, dan Cina di Moskow, Rusia, pada Selasa (27/12/2016) waktu setempat.
Kantor berita Interfax mengabarkan bahwa pesawat Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia TU-154 sempat hilang dari radar dikabarkan jatuh di Laut Hitam.
Teori-teori konspirasi bermunculan menyusul pembunuhan duta besar Rusia untuk Turki Andrei Karlov di tangan seorang pria bersenjata yang berteriak "Ingat Suriah! Ingat Aleppo! "selama serangan itu terjadi pada Senin (19/12/2016) waktu setempat.
Andrey Gennadyevich Karlov, Duta Besar Rusia untuk Turki tewas ditembak di depan mata publik. Karlov adalah sosok penting di tengah keruwetan hubungan Turki, Rusia, dan Suriah.
Pewarta foto Associated Press (AP) Burhan Ozbilici, menjadi saksi langsung penembakan duta besar Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, di sebuah galeri seni di Ankara pada Senin (19/12/2016) malam waktu setempat. Berkat fotonya dunia dapat menyaksikan insiden tersebut.
Sebelum Duta Besar Rusia terbunuh di Ankara, hubungan Rusia dan Turki penuh pasang surut. Perang dan damai selalu berulang dalam sejarah hubungan kedua negara.
Rusia menyebutkan insiden penembakan duta besarnya Andrey Karlov di Ankara, Senin (19/12/2016) malam waktu setempat, merupakan bentuk sabotase yang bertujuan merusak hubungan Rusia-Turki belakangan ini.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ankara ditutup selama 24 jam, menyusul terjadinya penembakan terhadap kedutaan mereka, beberapa jam setelah Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Kolev, ditembak pada Senin (19/12/2016) malam waktu setempat.
Kementerian Luar Negeri Rusia telah mengkonfirmasi bahwa Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov, ditembak mati di sebuah pameran seni di ibukota Turki, Ankara pada Senin (19/12/2016) malam waktu setempat. Karlov ditembak oleh pria bersenjata saat berpidato di sebuah pameran fotografi di ibukota Turki dan menambahkan bahwa penembakan itu dilakukan oleh Islam radikal, sebut kedutaan Rusia.
Penembakan duta besar Rusia untuk Ankara merupakan salah satu puncak dari konflik memanasnya situasi di Suriah. Rusia yang sempat menarik sebagian pasukannya dari Suriah, nyatanya tak pernah benar-benar pergi dari negara konflik tersebut.